Bisnis.com, JAKARTA - Prioritas utama China dalam kesepakatan perdagangan ‘fase satu’ dengan Amerika Serikat (AS) adalah penghapusan tarif impor barang-barang China yang berlaku saat ini, menurut laporan surat kabar Global Times China.
Pernyataan itu keluar di tengah ketidakpastian apakah kedua pihak dapat mengakhiri perang dagang selama 17 bulan yang telah menekan pertumbuhan ekonomi global.
"Sumber dengan pengetahuan langsung tentang pembicaraan perdagangan mengatakan kepada Global Times pada hari Sabtu bahwa AS harus menghapus tarif yang ada, bukan tarif yang direncanakan sebagai bagian dari kesepakatan," menurut laporan itu seperti dikutip Reuters, Senin (2/12/2019).
Global Times, yang diterbitkan oleh perusahaan media resmi pemerintah China People's Daily, juga mengutip sumber lain yang mengatakan para pejabat AS telah menolak permintaan seperti itu karena tarif adalah satu-satunya senjata mereka dalam perang dagang.
Artinya tanpa menggunakan senjata itu sama saja dengan menyerah dalam perang
Amerika Serikat akan mengenakan tambahan sebesar 15 persen atau sekitar US$156 miliar atas produk Cina mulai 15 Desember mendatang.
AS berharap China akan mematuhi tawaran tersebut, namun Cina malah mendesak untuk mengembalikan tarif sebelumnya.
Pekan lalu Presiden Donald Trump mengatakan Washington berada dalam "pergolakan akhir" dari sebuah kesepakatan yang bertujuan meredakan perang dagang dengan China.
Pernyataan itu keluar setelah Presiden Cina Xi Jinping menyatakan keinginannya untuk mencapai kesepakatan dalam perjanjian perdagangan.
Para negosiator perdagangan utama kedua negara juga setuju untuk terus membahas berbagai masalah yang masih tersisa.
Ahli perdagangan dan orang-orang yang dekat dengan Gedung Putih mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian fase satu tidak akan terjadi sampai tahun baru karena China menekan untuk pengembalian tarif yang lebih luas. Padahal, pada awalnya kesepakatan diharapkan akan selesai pada akhir November 2019.
Ketua Komisi Keuangan Senat, Chuck Grassley mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa Beijing mengundang Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk pembicaraan langsung di Beijing.
Grassley mengatakan bahwa Lighthizer dan Mnuchin bersedia hadir jika melihat “peluang nyata” dari kesepakatan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel