Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SoftBank akan Memerger Yahoo Japan dan Line

SoftBank Group berencana untuk menggabungkan unit bisnis internetnya, Yahoo Japan, dengan operator aplikasi pesan Line Corp.

Bisnis.com, JAKARTA – SoftBank Group berencana untuk menggabungkan unit bisnis internetnya, Yahoo Japan, dengan operator aplikasi pesan Line Corp.

Langkah tersebut diharapkan dapat menciptakan raksasa teknologi bernilai US$30 miliar sekaligus memperuncing daya saing secara global dengan rival-rival seperti Rakuten Inc., seperti dilansir melalui Reuters.

Dalam sebuah pernyataan, Softbank mengumumkan bahwa Yahoo Japan, yang bulan lalu berganti nama menjadi Z Holdings Corp., akan merger dengan Line dalam suatu kesepakatan yang akan dituntaskan pada Oktober 2020

Baik Softbank dan Line, yang dimiliki  oleh perusahaan asal Korea Selatan Naver Corp., menargetkan untuk mencapai perjanjian definitif pada bulan depan.

Dalam suatu transaksi, SoftBank Corp dan Naver akan membentuk ventura 50:50 yang akan mengendalikan Z Holdings. Entitas gabungan ini pada akhirnya akan mengoperasikan Yahoo Japan dan Line.

“Dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan politik antara Jepang dan Korea Selatan, merger tersebut mungkin merupakan kerja sama ekonomi paling signifikan antara kedua negara dalam satu dekade terakhir,” ujar Jaewoong Lee, pendiri web portal asal Korea Selatan Daum.

Kesepakatan merger tersebut adalah contoh terbaru dari konsolidasi di industri teknologi Jepang. Bulan ini, SoftBank menyelesaikan akuisisinya atas peritel fesyen online Zozo Inc.

SoftBank dan Line diketahui bersaing di bidang-bidang seperti pembayaran digital. Oleh karenanya, aliansi ini dapat membuat kedua perusahaan menghemat uang untuk pengeluaran seperti subsidi.

Kedua perusahaan juga telah berinvestasi dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk meningkatkan layanan mereka. Perusahaan yang dihasilkan nanti disebut-sebut akan membelanjakan 100 miliar yen setiap tahun untuk pengembangan produk-produk yang ditenagai AI.

“Data besar adalah kunci untuk masa depan kedua perusahaan. Merger ini akan memungkinkan mereka untuk membuat repositori data klien yang besar-besaran,” tutur Koji Hirai, kepala perusahaan penasihat M&A Kachitas Corp, dikutip dari Bloomberg, Senin (18/11/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper