Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Disebut Minta Tokyo Bayar Rp112 Triliun untuk Penempatan Tentara AS di Jepang

Banyak sekutu AS disebut tengah berada di bawah tekanan atas tagihan biaya pertahanan dari AS.
Presiden AS Donald Trump menandatangani selembar uang milik seorang tentara AS ketika dia berkunjung ke markas militer AS di Yokosuka, Tokyo, Jepang, Selasa (28/5/2019)./Reuters-Jonathan Ernst
Presiden AS Donald Trump menandatangani selembar uang milik seorang tentara AS ketika dia berkunjung ke markas militer AS di Yokosuka, Tokyo, Jepang, Selasa (28/5/2019)./Reuters-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Jepang untuk melipatgandakan pembayaran untuk pasukan AS yang ditempatkan di sana.

Menurut laporan Foreign Policy yang dikutip dari Reuters, Sabtu (16/11/2019), AS ingin Tokyo meningkatkan pembayaran tahunan untuk 54.000 tentara AS di Jepang dari sekitar US$2 miliar per tahun atau sekitar Rp28,13 triliun [kurs Bank Indonesia Rp14.069 per dolar AS] menjadi sekitar US$8 miliar per tahun atau sekitar Rp112,55 triliun.

Hal tersebut diungkapkan oleh tiga mantan pejabat pertahanan yang tidak disebutkan namanya. Adapun perjanjian penempatan tentara AS saat ini akan berakhir pada Maret 2021.

Permintaan itu diajukan kepada para pejabat Jepang saat mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton dan Matt Pottinger, yang saat itu menjadi direktur Asia untuk Dewan Keamanan Nasional, melakukan kunjungan ke Jepang pada Juli 2019.

Laporan Foreign Policy ini telah dibantah oleh pihak Jepang. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan laporan tersebut tidak benar dan tidak ada negosiasi AS-Jepang mengenai perjanjian baru yang telah terjadi.

Sementara itu, perwakilan dari Pemerintah AS tidak segera memberikan komentar di luar jam kerja.

Banyak sekutu AS disebut tengah berada di bawah tekanan atas tagihan biaya pertahanan dari Washington.

Sebelumnya, Reuters melaporkan Trump juga menekan Seoul untuk membayar lebih banyak biaya kehadiran militer AS di Korea Selatan. Bahkan, muncul wacana untuk menarik pasukan AS dari Semenanjung Korea.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper