Bisnis.com, JAKARTA – Partai Nasional Demokrat (NasDem) bermanuver dengan melakukan komunikasi politik dengan partai oposisi. Presiden Joko Widodo bahkan menyinggung wajah cerah Ketum NasDem Surya Paloh saat berpelukan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Sohibul Iman.
Direktur Eksekutif Segitiga Institute Muhammad Sukron mengatakan Jokowi sangat tidak nyaman dan bisa jadi sangat kecewa dengan berbagai manuver yang dilakukan NasDem. Sebab itu hal itu sama sekali tidak berguna bagi berjalannya pemerintahan yang efektif.
“Yang terlihat oleh publik pada saat ini adalah pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf baru mulai bekerja. Bersama publik yang lelah dengan berbagai manuver politik pada pemilu 2019 lalu, Jokowi tentu juga menginginkan pemerintahan bisa berjalan baik serta lancar,” katanya saat dihubungi, Senin (11/11/2019).
Sukron menjelaskan bahwa keinginan Jokowi tentu sama dengan maunya publik yakni ingin situasi yang tenang setelah hasil pilpres dengan menunjukkan koalisi pemerintah sebagai mayoritas. Jokowi juga berhasil menarik lawannya Prabowo Subianto untuk duduk bersamanya menjadi menteri pertahanan.
Dengan adanya manuver NasDem diyakini mengganggu karena sebenarnya tidak perlu. Bukannya bekerja baik dan mendukung pemerintahan, Surya Paloh malah membawa NasDem meramaikan panggung politik.
“Sama seperti publik yang kecewa, Pak Jokowi juga wajar bila kecewa dengan manuver Nasdem ini. Sebab seharusnya Nasdem bukan bikin ricuh, tapi membangun situasi kondusif agar pemerintahan fokus bekerja mewujudkan janji kampanye di pilpres lalu,” jelasnya.
Sukron menuturkan bahwa Nasdem dan Surya Paloh seperti sudah tidak peduli rakyat Indonesia yang menjadi pendukung Jokowi. Dengan menyakiti Jokowi, Surya seharusnya memahami juga menyakiti ratusan juta rakyat Indonesia yang mendukungnya.
“Rakyat yang mendukung Jokowi seakan diabaikan oleh Nasdem dan Surya Paloh,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel