Bisnis.com, JAKARTA - Kalau tak ada aral melintang, Partai Golkar akan melaksanakan pergantian kepemimpinan melalui musyawarah nasional (munas) pada 3 sampai 5 Desember 2019.
Karena itulah riak-riak politik mulai dari tingkat pusat hingga daerah mulai terasa. Apalagi, kalau bukan soal dukung-mendukung pada calon nakhoda partai untuk lima tahun ke depan.
Perlu dicatat, riak politik atau lebih dikenal dengan dinamika politik merupakan hal biasa yang muncul setiap menjelang Munas Golkar. Hal itu bisa dimaklumi karena Partai Golkar hingga kini merupakan salah satu partai penentu dalam setiap kepemimpinan nasional.
Tidak hanya itu, Golkar juga paling banyak menyumbang kadernya menjadi pemimpin partai di era reformasi.
Sebut saja Surya Paloh, Prabowo Subianto hingga Wiranto yang terlahir dari rahim Golkar, namun kemudian mendirikan sekaligus memimpin partai politik.
Mereka mewarnai percaturan politik nasional, baik ketika berada di dalam maupun di luar pemerintahan.
Karena itu pula setiap perhelatan politik Golkar selalu mendapat perhatian luas di mata publik. Apalagi, kepemimpinan periode 2019-2024 sangat strategis bukan hanya untuk menghadapi Pilkada Serentak 2020, namun juga untuk Pilpres 2024.