Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ICW: 4 Menteri Kabinet Indonesia Maju Terseret Skandal Panama Papers

Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju ikut terseret dalam skandal kasus Panama Papers. Beberapa di antaranya adalah Luhut Binsar Pandjaitan, Erick Thohir, Prabowo Subianto dan Jhonny G. Plate.
(Dari kiri) Muhadjir Effendy, Yasonna Laoly, Prabowo Subianto, dan Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan sumpah jabatan saat dilantik menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
(Dari kiri) Muhadjir Effendy, Yasonna Laoly, Prabowo Subianto, dan Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan sumpah jabatan saat dilantik menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju ikut terseret dalam skandal kasus Panama Papers. Beberapa di antaranya adalah Luhut Binsar Pandjaitan, Erick Thohir, Prabowo Subianto dan Jhonny G. Plate.

Hal itu disampaikan peneliti ICW Egi Primayoga. Dia mengatakan para menteri itu terlibat dalam Panama Papers saat masih menjabat posisi penting di perusahaannya masing-masing.

"Ini sebetulnya hanya reminder bahwa terdapat orang-orang di Indonesia yang tersangkut dalam kasus Panama Papers dan Paradise Papers. Saat ini ada empat orang di antaranya yang menjabat sebagai menteri," kata Egi di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2019).

Luhut yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, kata Egi, sempat tercatat sebagai Direktur Mayfair International Ltd. Perusahaan offshore ini didirikan pada 29 Juni 2006.

Kemudian, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga masuk dalam daftar Panama Papers. Mantan pemegang saham mayoritas klub Inter Milan itu disebut-sebut terkait transaksi keuangan Astra Internasional selama 40 tahun (1977-2015).

Egi juga menyebut nama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang ikut masuk dalam barisan Panama Papers. Mantan Danjen Kopassus itu disebut pernah menjadi direktur dan wakil pimpinan Nusantara Energy Resources yang berkantor di Bermuda.

Perusahaan yang terdaftar pada 2001 itu tercatat menunggak utang, dan ditutup pada 2004. Perusahaan di Singapura yang namanya juga Nusantara Energy Resources kini adalah bagian dari Nusantara Group, dan sebagian dimiliki oleh Prabowo.

Selain itu ada juga nama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Jhonny G. Plate yang masuk dalam daftar Panama Papers. 

Namanya terkait dengan British Virgin Islands. Diketahui sebelum menjadi politikus, dia merupakan petinggi di sejumlah perusahaan.

Beberapa di antaranya adalah Komisaris PT Air Asia (2005-2013), Komisaris Utama PT Aryan Indonesia (2007-2013), Direktur Utama PT Air Asia Investama (2012-2013).

Egi menjelaskan kasus Panama Papers sempat menggegerkan dunia. Hal itu lantaran orang-orang yang masuk daftar diduga menggelapkan harta kekayaannya ke luar negeri.

"Sedangkan di sini dianggap angin lalu saja tidak ada kelanjutannya, ada nama-nama menteri yang tersangkut di panama papers atau paradise papers, yang dikhawatirkan adalah penuntasan kasus paradise papers dan panama papers di Indonesia tidak akan tuntas," pungkasnya.

Adapun Bisnis Indonesia mencoba menghubungi pihak terkait yang disebutkan namanya, namun yang bersangkutan belum merespons sampai berita ini ditulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper