Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ICSF Sarankan Bareskrim Polri Telusuri Hacker Terafiliasi Organisasi Teroris

Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) menyarankan agar Direktorat Tindak Pidana Siber (Dit Tipidsiber) Bareskrim Polri memantau aktivitas peretas yang diduga mengumpulkan dana untuk terorisme di Indonesia
Ilustrasi/youtube
Ilustrasi/youtube

Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) menyarankan agar Direktorat Tindak Pidana Siber (Dit Tipidsiber) Bareskrim Polri memantau aktivitas peretas yang diduga mengumpulkan dana untuk terorisme di Indonesia.

Chairman of ICSF, Ardi K Sutedja mengakui bahwa tidak menutup kemungkinan para pelaku tindak pidana terorisme melakukan peretasan dengan memakai pola ransomware untuk menyebarkan virus, kemudian meminta sejumlah dana kepada korban yang kemudian digunakan untuk aktivitas terorisme di Indonesia.

"Tidak menutup kemungkinan hal itu bisa terjadi. Pola seperti ini sudah sering terjadi, meneror pihak korban untuk meminta sejumlah uang," tuturnya, Sabtu (26/10).

Ardi berpandangan pelaku tindak pidana terorisme dewasa ini sudah melek teknologi dan informasi, bahkan mulai masuk ke dunia peretasan. Menurut Ardi, Bareskrim Polri harus menangkap para pelaku yang terbukti melakukan hal tersebut, sehingga ke depan tidak ada lagi korban yang diperas untuk terorisme maupun kegiatan lainnya.

Dia mengakui salah satu katibah nusantara ISIS Indonesia, Bahrunnaim sudah sangat memahami teknologi dan informasi. Pasalnya, Bahrunnaim dapat menciptakan lonewolf untuk melakukan tindak pidana terorisme.

Lonewolf sendiri merupakan seseorang yang melakukan terorisme seorang diri, tanpa turun langsung pelatihan paramiliter, cukup melalui doktrin di sejumlah media sosial seperti Twitter, Facebook dan Instagram.

"Para pelaku terorisme ini sudah paham betul ya dengan teknologi dan informasi. Maka dari itu, saya menyarankan agar Polri juga menyelidiki hal ini, sehingga dapat ditanggulangi sejak dini," kata Ardi.

Ardi juga menilai kegiatan hacking yang dulu hanya sebatas iseng bagi pelakunya untuk membuktikan dirinya hebat, kini sudah menjadi industri tersendiri. Menurutny, kejahatan terorganisir seperti terorisme sindikat dan mafia sudah menjadikan aktivitas itu sebagai ladang bisnis yang sangat menjanjikan.

"Jadi, kelompok terorisme juga sudah menjadikan peretasan sebagai sebuah ladang pengumpul uang untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Saat ini, sasaran yang dijadikan korban tidak terbatas," ujar Ardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper