Bangun Pedestrian, Pemprov Hadirkan lebih Banyak Ruang Interaksi Warga

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghadirkan lebih banyak ruang untuk interaksi warganya melalui pembangunan sejumlah jalur pedestrian yang saat ini dikerjakan.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghadirkan lebih banyak ruang untuk interaksi warganya melalui pembangunan sejumlah jalur pedestrian yang saat ini dikerjakan.

Riri Asnita, Pejabat Pembuat Komitmen Infrastruktur Khusus Kegiatan Strategis Daerah Dinas Bina Marga DKI Jakarta, mengatakan bahwa pembangunan pedestrian tidak hanya terbatas pada revitalisasi trotoar.

Dalam pengerjaannya, Pemerintah DKI Jakarta selalu berupaya menghadirkan ruang interaksi baru yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Salah satu contohnya adalah revitalisasi jembatan penyeberangan orang (JPO) Bundaran Senayan, Polda Metro Jaya, dan Gelora Bung Karno yang dilengkapi dengan CCTV, dan personel Satpol PP.

“JPO ini dibangun bukan sekedar sebagai sarana perjalanan, melainkan menjadi pengalaman,” katanya.

JPO tersebut dibangun dengan desain yang artistik dan pencahayaan lampu warna-warni yang kemudian menjadi salah satu lokasi favorit masyarakat untuk berswafoto di malam hari.

JPO tersebut didesain dengan bidang miring atau ramp, sehingga pejalan kaki tidak perlu menaiki tangga.

Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta juga telah melakukan beberapa pembangunan JPO sejak 2017— 2019.

Beberapa JPO yang menjadi percontohan, adalah JPO Bundaran Senayan, JPO Polda Metro jaya, dan JPO GBK.

Selain itu, Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta mengatakan JPO yang dibangun akan mengikuti gaya terkini sama seperti JPO yang ada di Kawasan Sudirman.

“Futuristik lah, tidak dengan bentuk JPO kotak-kotak. Modelnya dibuat agar lebih enak dipandang mata,” ungkapnya.

Pada 2020 Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta juga melaksanakan pembangunan JPO di 11 lokasi untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan aksesibilitas dari berbagai sisi jalan ke transportasi umum massal terutama BRT.

11 lokasi JPO itu adalah JPO Kyai Caringin (RS Tarakan Busway), JPO Suryopranoto (Petojo Busway), JPO Pos (Pasar Baru Busway), JPO Daan Mogot (Rumah Duka Abadi), JPO Saharjo (Menteng Pulo), dan JPO Warung Jati Barat (Masjid Assalafiyah).

Kemudian, JPO Warung Jati Barat (Pejaten Village), JPO Jalan Raya Pasar Minggu (FO Tanjung Barat), JPO Lenteng Agung (FO Lenteng Agung-IISIP), JPO Fatmawati (RSUP Fatmawati), serta JPO Sugiono (Masjid Al Abidin).

Fasilitas publik tersebut juga menyediakan lift di kedua sisinya yang dapat digunakan oleh ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas.

Selain itu, pembangunan pedestrian juga terbukti mampu menumbuhkan ekosistem seni dan budaya.

Sejak 2018, setiap Jumat, pukul 16.00—20.00 WIB, pejalan kaki telah dimanjakan dengan penampilan seni budaya di empat lokasi, yakni Spot Budaya Taman Dukuh Atas, Stasiun MRT Senayan Pintu 1, Stasiun MRT Dukuh Atas, dan Spot Budaya Bundaran Senayan.

Tahun ini Pemerintah DKI Jakarta juga menghadirkan seni mural di terowongan Jalan Kendal, Jakarta Pusat.

Ada dua jenis mural di area yang dibangun dengan pendekatan transit oriented development (TOD) itu, yakni seni mural yang dibuat mahasiswa Paramadina di sisi utara, dan mural karya seniman internasional Snyder dari Australia di sisi utara, serta Darbotz dari Jakarta di sisi selatan.

Bangun Pedestrian, Pemprov Hadirkan lebih Banyak Ruang Interaksi Warga

Mural yang dibuat Snyder dan Darbotz merupakan bagian dari perayaan Sister City Jakarta-Berlin yang dikerjakan bersama antara Pemerintah DKI Jakarta, MRT Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, dan iMural.

Di Spot Budaya Taman Dukuh Atas, jalur pedestrian juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi dan pusat budaya interaksi warga.

Kawasan itu dilengkapi dengan sarana skate board, spot ekspresi seni dan budaya, spot edukasi utilitas kota, dan anjungan pandang untuk melihat kemajuan Jakarta yang dapat dilihat dari kawasan Sudirman.

Dengan beragamnya pembangunan, revitalisasi, dan perluasan pedestrian di Jakarta diharapkan membuat masyarakat lebih membudayakan kembali aktivitas berjalan kaki, dan menggunakan transportasi publik.

Dengan begitu, kualitas udara di Jakarta dapat lebih terkendali dan bersih untuk generasi mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper