Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tjahjo Kumolo Pastikan Tak Jabat Mendagri Lagi

Mantan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memastikan diri tidak lagi menjabat posisi yang sama dalam kabinet kerja jilid II 2019 - 2024.
Tjahjo Kumolo tiba di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10/2019)/Bisnis-Amanda Kusumawardhani
Tjahjo Kumolo tiba di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10/2019)/Bisnis-Amanda Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memastikan diri tidak lagi menjabat posisi yang sama dalam kabinet kerja jilid II 2019 - 2024.

Tjahjo dipanggil Presiden Joko Widodo pada Selasa (22/10/2019). Sebelumnya dia sempat dinilai akan kembali menjabat Kemendagri. Namun belakangan desas-desus beredar, Tjahjo bakal menjabat Menko PMK.

"Terima kasih atas perhatian dan dukungannya selama ini diKemendagri. Mohon maaf kalau banyak hal yang kurang berkenan. Saya sudah tidak ditugaskan lagi di kemendagri. Trims semuanya. Wassalam. Tjahjo," tulisnya dalam grup whatsapp Pers Kemendagri, Rabu (23/10/2019).

Belum diketahui jabatan apa yang akan diterima oleh politisi PDI Perjuangan itu. Kepastian posisi Tjahjo akan dipastikan setelah pelantikan para menteri dan setingkat menteri yang akan berlangsung hari ini.

Adapun Pengamat Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta memprediksi Jenderal bintang empat Tito Karnavian itu cocok menjabat Menteri Dalam Negeri.

Menurutnya Tito Karnavian merupakan polisi profesional yang sangat menguasai terorisme sekaligus akademisi dan guru besar di PTIK. Loyalitas dan kapabilitas Tito baginya tak perlu diragukan lagi.

Tito juga cukup membanggakan instansi Polri. Prestasinya dibuktikan dengan karier yang melesat cepat dengan dorongan kenaikan pangkat luar biasa karena keberhasilan menyelesaikan tugas.

"Kepiawaian Tito Karnavian di bidang radikalisme dan terorisme menjadi catatan khusus di tengah isu radikalisme yang menguat di Indonesia. Kemungkinan Tito Karnavian menjadi Mendagri semakin menguat jika dihubungkan dengan menguatnya isu adanya paham radikal yang menjangkiti ASN tertentu." katanya kepada Bisnis, Selasa (22/10/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper