Kendalikan massa, informasi palsuMereka ingin dirimu percayaOpini publik yang menipuKebenaran pun nomor dua
Lirik lagu bertajuk Disinformasi dari band rock Seringai cukup menggambarkan cara pandang masyarakat soal buzzer di media sosial. Buzzer dianggap mengendalikan opini massa melalui informasi yang kebenarannya perlu dipertanyakan.
Berdasarkan penelitian Center for Innovation Policy and Governance (CIPG) pada 2017, buzzer alias para pendengung diketahui kerap mendapatkan citra negatif di khalayak Indonesia lantaran keterlibatannya dalam peristiwa politik.
Buzzer mendapatkan cap sebagai pihak yang dibayar untuk memproduksi konten negatif di media sosial. Padahal, awalnya, buzzer lumrah dilibatkan oleh korporasi dalam hal promosi produk.
Penelitian itu pun mendefinisikan buzzer sebagai individu atau akun yang memiliki kemampuan amplifikasi pesan dengan cara menarik perhatian dan/atau membangun percakapan dan bergerak dengan motif tertentu.
Buzzer biasanya punya jaringan luas, mampu menciptakan konten sesuai konteks, cukup persuasif, dan digerakkan oleh motif tertentu.