Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Netflix Jual Obligasi di Tengah Perang Konten yang Memanas

Berdasarkan pernyataan yang dilansir melalui Bloomberg, perusahaan ini akan menjual obligasi sekitar US$2 miliar dalam dolar AS dan euro.
Netflix/Istimewa
Netflix/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Netflix Inc. menawarkan obligasi untuk memenuhi kebutuhan peningkatan konten original guna menghadapi persaingan yang makin memanas.

Berdasarkan pernyataan yang dilansir melalui Bloomberg, perusahaan ini akan menjual obligasi sekitar US$2 miliar dalam dolar AS dan euro.

Hasil penjualan akan digunakan untuk tujuan umum perusahaan, antara lain kebutuhan akuisisi konten, produksi dan pengembangan serta aksi akuisisi potensial.

"Obligasi berdenominasi dolar AS bertenor 10,5 tahun, yang tidak dapat dibeli kembali, dapat memberikan yield sekitar 5,125%, sedangkan surat utang dalam euro dapat memberikan yield dalam kisaran 3%," menurut orang-orang yang tidak ingin diidentifikasi, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (22/10/2019).

Sumber tersebut menambahkan bahwa harga dari surat utang kemungkinan akan diumumkan pada Selasa, waktu setempat.

Menurut analis Bloomberg Intelligence Stephen Flynn, dengan tingkat perdagangan Netflix saat ini, penjualan obligasi dapat mewujudkan tingkat kupon campuran kurang dari 4,25%.

Netflix menerbitkan utang setelah melaporkan pendapatan yang melampaui estimasi analis dan melihat pertumbuhan di luar negeri yang membantu meredakan kekhawatiran investor tentang perlambatan pertumbuhan pelanggan di Amerika Serikat.

Pekan lalu, CEO Netflix Reed Hastings menyatakan bahwa perusahaan itu 'membakar' uang sebesar US$551 juta pada kuartal ketiga dan perlahan bergerak menuju arus kas bebas yang positif.

"Sementara itu, Netflix akan terus memanfaatkan high-yield market untuk kebutuhan investasi," katanya.

Perusahaan yang berbasis di Los Gatos, California itu mengalokasikan dana tunai sebesar US$3,5 miliar tahun ini di tengah perang konten yang semakin memanas.

Harga dari paket langganan Netflix juga telah mengalami kenaikan di beberapa wilayah dengan jumlah pelanggan terbesarnya, bersamaan dengan kemunculan sejumlah pesaing seperti Disney+ dan Apple TV+.

Netflix secara historis mengandalkan pasar obligasi dengan imbal hasil tinggi untuk menopang pertumbuhannya, biasanya mereka menerbitkan utang setelah pendapatan kuartal pertama dan ketiga, masing-masing pada April dan Oktober.

Data yang dikumpulkan Bloomberg menunjukkan, beban utang perusahaan, termasuk kewajiban sewa operasional, terus tumbuh menjadi sekitar US$13,5 miliar sejak pertama kali turun ke pasar pada 2009.

Flynn mengatakan Netflix dapat menerbitkan junk bond baru untuk beberapa tahun ke depan karena hasil dari penjualan utang tidak hanya meningkatkan defisit aliran kas bebas, tetapi juga pembayaran pokok obligasi.

"Meskipun Netflix mungkin tidak menghasilkan free cash flow hingga 2023, Netflix harus menangani pokok obligasi US$500 juta pada 2021 dan US$700 juta pada awal 2022," kata Flynn.

Pada April, perusahaan melakukan pinjaman senilai US$2,24 miliar dalam junk bond dan mengatakan bahwa mereka akan mengurangi ketergantungan pada pembiayaan utang.

Namun dalam surat kepada pemegang saham pada Juli 2019, CEO Hastings mengatakan Netflix berencana untuk masih memanfaatkan high-yield market untuk mendanai investasi konten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper