Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesan Internal Mantan Pilot 737 Max Terungkap, Ini Komentar Boeing

Boeing Co mengatakan pada hari Minggu (20/10/2019) bahwa pihaknya menyesalkan dan memahami keprihatinan yang diangkat oleh rilis pesan internal dari pilot uji coba Boeing yang mencatat perilaku perangkat lunak yang tidak menentu, dua tahun sebelum terjadinya tabrakan mematikan pesawat 737 Max.
Boeing 737 MAX yang merupakan pesawat buatan Boeing yang paling banyak diminati. /Boeing
Boeing 737 MAX yang merupakan pesawat buatan Boeing yang paling banyak diminati. /Boeing

Bisnis.com, JAKARTA – Boeing Co menyesalkan dan memahami keprihatinan yang disampaikan oleh pilot uji coba Boeing yang mencatat adanya perilaku perangkat lunak yang tidak menentu, dua tahun sebelum terjadinya tabrakan mematikan pesawat 737 Max.

Produsen pesawat terbesar di dunia ini terjun ke dalam krisis baru atas keselamatan 737 Max, setelah Reuters melaporkan pesan-pesan pada hari Jumat dan mengatakan sedang menyelidiki keadaan ini serta menyesalkan adanya kesulitan merilis pesan untuk disajikan kepada Badan Penerbangan Federal AS (FAA).

FAA pada hari Jumat memerintahkan Kepala Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg untuk memberikan penjelasan segera atas keterlambatan dalam penyerahan dokumen  yang ditemukan Boeing beberapa bulan lalu tersebut.

Pengungkapan ini juga menimbulkan pertanyaan terhadap Chief Executive Officer Boeing Dennis Muilenburg. Pesan tersebut muncul kurang dari dua pekan sebelum Muilenburg dijadwalkan muncul di hadapan anggota parlemen di Washington untuk menjawab pertanyaan mengenai pesawat tersebut.

Dewan Direksi Boeing mencopot Muilenburg dari jabatan ketua pada 11 Oktober adanya laporan tinjauan multinasional mengenai sertifikasi pesawat.

Dilansir dari Bloomberg, pesan instan pada November 2016 tersebut merupakan pesan antara Mark Forkner, mantan pilot teknis utama Boeing untuk 737, dan pilot teknis 737 lainnya, Patrik Gustavsson.

Dalam pesan tersebut, Forkner dan Gustavsson mengemukakan banyak kekhawatiran tentang sistem kontrol penerbangan otomatis yang terlibat dalam dua kecelakaan fatal, termasuk tidak adanya data yang disediakan pilot uji perusahaan. Forkner juga menjelaskan kekhawatirannya terhadap tes simulator di mana ia menemukan perilaku bermasalah dalam sistem.

Boeing sebelumnya meyakinkan regulator penerbangan bahwa fitur yang dikenal sebagai Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS) itu berjalan normal dan tidak perlu dimasukkan dalam manual penerbangan pesawat, menurut seseorang yang mengetahui persoalan ini.

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa pada tahun 2016 FAA telah menyetujui permintaan perusahaan.

Dalam pesan tersebut Forkner mengatakan kepada Gustavsson bahwa sistem MCAS tidak dapat dikendalikan dalam sesi simulator penerbangan.

Forkner juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa ia sepertinya mengatakan hal yang salah kepada FAA. "Saya pada dasarnya berbohong kepada para regulator (tanpa sadar). Saya tidak berbohong, tidak ada yang bilang masalahnya ada di sana (MCAS),” ungkapnya.

"Jika Anda membaca seluruh pesan, jelas bahwa tidak ada kebohongan," ungkap David Gerger, seorang pengacara Forkner, dalam sebuah email.

“Simulator itu tidak bisa dibaca dengan benar dan harus diperbaiki agar bisa terbang seperti pesawat sungguhan. Karier Mark di Angkatan Udara, di FAA, dan di Boeing seluruhnya terkait. Dan berdasarkan semua yang dia tahu, dia benar-benar berpikir pesawat ini aman," lanjutnya.

Pesan tersebut mendorong seruan baru di Kongres agar Boeing merombak manajemennya dalam upaya membangun kembali kepercayaan dan mencabut larangan terbang pesawat 737 Max.

"Kami sepenuhnya memahami pentingnya masalah ini, dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan otoritas investigasi dan Kongres AS saat mereka melanjutkan penyelidikan mereka," kata Boeing dalam pernyataannya, Minggu (20/10/2019), seperti dikutip Reuters.

Pesan instan tersebut memicu reaksi keras dari beberapa anggota parlemen Demokrat di Washington, dengan anggota parlemen Peter DeFazio mengatakan bahwa ini bukan insiden yang terisolasi.

"Pesan instan yang keterlaluan antara dua karyawan Boeing menunjukkan Boeing menahan informasi yang memberatkan dari FAA," ungkap DeFazio, yang mengetuai Komite Transportasi DPR AS, Jumat (18/10).

Komite DeFazio juga memperoleh rincian survei Boeing 2016 yang menemukan bahwa hampir 40 persen dari 523 karyawan yang menangani pekerjaan sertifikasi keselamatan dianggap menghadapi "potensi tekanan yang tidak semestinya" dari para manajer, seperti perundungan atau paksaan.

Menurut salinan presentasi Boeing dari hasil survei yang dilihat oleh Reuters pada Minggu, kekhawatiran utama lainnya termasuk tekanan jadwal dan beban kerja yang tinggi, meskipun 90 persen dari karyawan mengatakan mereka merasa nyaman mengangkat tekanan tidak semestinya tersebut kepada manajemen.

Presentasi tersebut diperoleh oleh penyelidik komite dan bukan di antara segudang dokumen yang diserahkan oleh Boeing sendiri.

Bukti “tekanan yang tidak semestinya” juga ditunjukkan oleh regulator internasional yang meninjau sertifikasi 737 Max.

Pertemuan Direksi

Pernyataan Boeing dirilis saat dewan direksi dan eksekutif perusahaan dari divisi pesawat terbang dan rantai pasokan berkumpul di San Antonio, Texas, untuk pertemuan pada Minggu dan Senin.

Rapat dewan tersebut diadakan di tengah meningkatnya pada perusahaan, tidak hanya dari penyelidikan peraturan dan menyusul kecelakaan tersebut, tetapi juga dari beban keuangan yang disebabkan oleh larangan penerbangan dan berlanjutnya produksi.

Beberapa sumber industri mengatakan ada spekulasi di dalam perusahaan tentang pemutusan hubungan kerja dalam jumlah besar karena Boeing, yang tidak mampu mengirimkan 737 pesawat MAX kepada pelanggan, terus mengalami kerugian. Tingkat produksi 737 mungkin juga harus turun jika regulator lebih lanjut menunda pencabutan larangan terbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper