Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Pertama Kerja, Wapres Ma'ruf Gunakan Jas Lengkap, Bersiap ke Jepang

Hari pertama kerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin bekerja dimulai dengan baju jas resmi guna kunjungan kenegaraan ke Jepang.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kiri) dan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019)/Bisnis-Nurul Hidayat
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kiri) dan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019)/Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA  - Hari pertama kerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin bekerja dimulai dengan baju jas resmi guna kunjungan kenegaraan ke Jepang.

Dalam sambutan pada serah terima jabatan di Istana Wakil Presiden Jakarta, Maruf menyebutkan kunjungan kenegaraan penobatan Kaisar Jepang ini ditujukan guna menghormati kerjasama Indonesia - Jepang. Pemerintah menetapkan undangan dihadiri oleh wakil presiden.

"Mustinya ini beliau [Jusuf Kalla] ini yang mesti ke sana. Tapi terlanjur kemarin [20 Oktober] sudah ditetapkan saya dilantik [sebagai wakil presiden, jadi] dialihkan ke saya," kata Maruf di Istana Wakil Presiden, Senin (21/10/2019).

Kaisar baru Jepang, Naruhito dan Permaisuri Masako direncanakan dinobatkan pada 22 Oktober. Gelar Kaisar Reiwa akan disematkan pada nama Hirohito sebagai penanda bahwa era Heisei yang telah berjalan selama 30 tahun sejak Kaisar Akihito naik tahta berakhir.


Hirohito merupakan kaisar ke-126 yang berkuasa atas tahta Krisantium. Nama Reiwa sendiri memiliki makna 'beautiful harmony', was taken from Japan's oldest poetry anthology Manyoshu.

Ktaishi Naruhito Shinn, atau lebih dikenal dengan Putra Mahkota Naruhito, lahir pada 23 Februari 1960.

 

Dia tumbuh besar dengan dua saudaranya, Pangeran Akishino dan Sayako Kuroda di Istana Kekaisaran yang berlokasi di Tokyo.

Naruhito lulus dari Universitas Gakushuin pada 1982 dengan gelar sarjana sejarah. Ia menulis karya tulis tentang transportasi air abad pertengahan untuk tugas akhirnya.

Pada Juli 1983, Naruhito mengikuti tiga bulan pelatihan bahasa Inggris intensif sebelum melanjutkan pendidikan di Merton College, Universitas Oxford.

Pilihan studi di negeri Ratu Elizabeth menjadikan Naruhito anggota keluarga kekaisaran Jepang pertama yang belajar di luar negeri.

Naruhito kemudian mengabadikan pengalamannya selama dua tahun menimba ilmu di Inggris lewat sebuah memoar berjudul Thames to Tomo ni.

Buku yang terbit pada 1993 itu lalu diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh mantan Duta Besar Inggris untuk Jepang Sir Hugh Cortazzi dengan judul The Thames and I: A Memoir of Two Years at Oxford.

Kehidupan pribadi Naruhito dengan istrinya saat ini, Putri Masako berawal ketika keduanya bertemu dalam sebuah jamuan teh yang digelar Putri Elena dari Spanyol pada November 1986.

Naruhito disebut-sebut langsung tertarik dengan perempuan yang bernama asli Masako Owada tersebut dan mengatur pertemua-pertemuan selanjutnya.

Masako bukan sekadar penduduk sipil biasa, ia adalah anak perempuan tertua dari diplomat senior Jepang Hisashi Owada yang pernah menjabat sebagai hakim Mahkamah Internasional.

Keduanya resmi menikah pada 9 Juni 1993 dan Masako kemudian memperoleh gelar Putri Mahkota Masako. Keduanya dikaruniai seorang putri pada pada 1 Desember 2001 yang kemudian dinamai Aiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper