Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini Indonesian AID Gelontorkan Dana Bantuan untuk 7 Negara

Dana yang tersedia melalui Indonesian AID telah mencapai Rp3 triliun. Untuk tahun ini, Indonesian AID telah menggelontorkan dana bantuan untuk tujuh negara.
 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menanggapi pertanyaan wartawan usai peluncuran Indonesian Agency for International Development (Indonesian AID) di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (18/10/2019)/Bisnis-Denis Riantiza M
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menanggapi pertanyaan wartawan usai peluncuran Indonesian Agency for International Development (Indonesian AID) di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (18/10/2019)/Bisnis-Denis Riantiza M

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia secara resmi meluncurkan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional atau disebut Indonesian Agency for International Development (Indonesian AID) pada Jumat (18/10/2019).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa dibentuknya Indonesian AID ini bertujuan untuk memperkokoh kontribusi dan peran Indonesia bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia. Lembaga ini diharapkan dapat mendorong kemitraan global dan memperkokoh kerja sama Selatan-Selatan

"Termasuk untuk pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) karena banyak negara yang memerlukan kerja sama. Sekaligus kita tunjukkan bahwa kerja sama internasional penting sekali karena kalau tidak saling membantu pasti ada yang tertinggal," ujar Retno di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Pemberian dana bantuan internasional melalui Indonesian AID ini telah berlangsung sejak tahun lalu. Menurut Retno, saat ini dana yang tersedia melalui Indonesian AID telah mencapai Rp3 triliun. Untuk tahun ini, Indonesian AID telah menggelontorkan dana bantuan untuk tujuh negara.

"Tahun ini sudah ada lima negara Pasifik dan dua negara Asean. Yang sudah kita lakukan itu, tapi ini belum selesai," kata Retno.

Adapun lima negara Pasifik yang menerima bantuan dana tersebut, antara lain Solomon Island, Nauru, Tuvalu, Fiji, dan Kiribati. Sedangkan dari negara Asean adalah Myanmar dan Filipina.

Retno mengatakan, pemberian dana bantuan tidak dibatasi pada sektor tertentu. Negara yang memerlukan dapat menentukan penggunaan dana untuk sektor yang dibutuhkan, asalkan sejalan dengan garis pembangunan Indonesia.

"Misal, climate change. Ini sesuai dengan garis pembangunan kita. Negara Pasifik banyak terkait isu ini. Negara itu yang minta, menentukan mana atau bidang apa yang dibutuhkan," kata Retno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper