Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasukan Rusia Menuju Suriah, AS Lakukan Pertemuan Darurat Dengan Turki

Langkah itu diampil Pesiden Donald Trump setelah pasukan Rusia bergerak cepat masuk ke wilayah ditinggalkan oleh pasukan AS seperti dikutip Reuters, Kamis (17/10/2019).
Seorang pejuang pemberontak Suriah yang didukung Turki menembakkan senjata di kota Tal Abyad, Suriah 13 Oktober 2019./Reuters
Seorang pejuang pemberontak Suriah yang didukung Turki menembakkan senjata di kota Tal Abyad, Suriah 13 Oktober 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat mengutus sejumlah pejabat tingginya ke Turki untuk melakukan pertemuan darurat guna membujuk Ankara untuk menghentikan serangan terhadap Suriah utara.

Langkah itu diampil Pesiden Donald Trump setelah pasukan Rusia bergerak cepat masuk ke wilayah ditinggalkan oleh pasukan AS seperti dikutip Reuters, Kamis (17/10/2019).

Robert O'Brien, penasihat keamanan nasional Gedung Putih yang diangkat pada bulan lalu, tiba di Turki dengan tujuan untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu kemarin. Sedangkan Wakil Presiden Mike Pence dan Menlu Mike Pompeo dijadwalkan  bertemu pada hari berikutnya dengan Presiden Tayyip Erdogan.

Pemerintah AS berusaha menahan dampak dari keputusan Erdogan yang mengirim pasukannya pekan lalu untuk menyerang milisi Suriah Kurdi yang merupakan sekutu dekat Washington. Serangan Turki dilakukan setelah Trump menarik pasukannya di wilayah perbatasan Suriah yang sudah bertugas sejak lima tahun untuk melindungi wilayah itu dari serangan milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Erdogan bersikeras tidak akan ada gencatan senjata dan mengatakan mungkin akan membatalkan kunjungan ke Amerika Serikat bulan depan karena "rasa tidak hormat yang sangat besar" yang ditunjukkan oleh para politisi AS.

Dia juga mengecam Washington karena mengambil “langkah melanggar hukum” dengan menuduh bank negara Turki melanggar sanksi terhadap Iran.

Pasukan pemerintah Suriah didampingi pasukan Rusia mulai memasuki kota Kobani, kota perbatasan yang penting secara strategis dan titik nyala potensial untuk konflik yang lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper