Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Klaim Perundingan Dagang Hari Pertama Berjalan Baik

Pembicaraan antara Wakil Perdana Menteri China Liu He, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin adalah yang pertama sejak sempat terhenti pada Juli untuk mengakhiri 18 bulan perang perdagangan yang telah berdampak pada ekonomi global.
Presiden AS Donald Trump./Reuters
Presiden AS Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Donald Trump mengatakan hari pertama perundingan perdagangan tingkat tinggi antara AS dan China berjalan sangat baik dan berencana untuk bertemu dengan negosiator China pada hari berikutnya.

Pembicaraan antara Wakil Perdana Menteri China Liu He, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin adalah yang pertama sejak sempat terhenti pada Juli untuk mengakhiri 18 bulan perang perdagangan yang telah berdampak pada ekonomi global.

“Kami baru saja menyelesaikan negosiasi dengan China dan akan melanjutkan perbincangan besok. Saya akan bertemu dengan wakil perdana menteri di Gedung Putih, dan saya pikir ini berjalan sangat baik," kata Trump, dikutip melalui Bloomberg, Jumat (11/10/2019).

AS dan China tampaknya bersedia bekerja untuk mencapai kesepakatan parsial, dan meninggalkan masalah yang lebih kontroversial untuk diskusi selanjutnya. Namun, Trump kembali menekankan pada Rabu (9/10/2019) bahwa dia lebih suka sebuah perjanjian lengkap.

Dalam perundingan ini, AS mendesak komitmen China untuk menindak pencurian kekayaan intelektual dan berhenti memaksa perusahaan AS untuk menyerahkan rahasia komersial mereka sebagai syarat melakukan bisnis di China.

Menurut Clete Willems, seorang mitra di Akin Gump yang pernah bertugas sebagai penasihat perdagangan Trump, pertemuan kali ini akan menjadi sangat penting.

"Saya pernah berada di ruangan itu pada masa lalu, dan keterlibatan langsung presiden selalu membantu mempercepat segalanya," ujar Willems.

Indeks S&P 500 ditutup lebih tinggi untuk hari kedua, naik 0,6% pada Kamis (10/10/2019), sedangkan saham di Asia menguat karena optimisme bahwa gencatan senjata perang dagang dapat dicapai.

Dilansir melalui Bloomberg, sejumlah sumber mengabarkan bahwa Gedung Putih akan menerbitkan pakta mata uang yang sebelumnya telah disepakati dengan China sebagai bagian dari kesepakatan awal yang berpotensi menangguhkan kenaikan tarif impor pekan depan.

AS akan menaikkan tarif sekitar US$250 miliar terhadap impor asal China menjadi 30% pada 15 Oktober.

Secara terpisah, China dikabarkan berencana untuk mengajukan pencabutkan sanksi AS terhadap perusahaan pengirimaan terbesarnya.

Menurut beberapa ahli yang paham dengan currency language, pakta yang pertama kali diumumkan pada Februari 2019 sebagian besar menyerupai isi perjanjian dagang antara AS dengan Meksiko dan Kanada.

Perjanjian AS-Meksiko-Kanada, yang belum diratifikasi oleh parlemen AS mengatakan para penandatangan harus mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan pasar, menahan diri dari devaluasi kompetitif, termasuk melalui intervensi, dan memperkuat fundamental ekonomi yang mendasari tujuan stabilitas ekonomi dan mata uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper