Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NASA Cari Pihak Swasta untuk Kembangkan Wahana Pendaratan ke Bulan

NASA secara resmi membuka penawaran proposal untuk desain wahana pendaratan dalam proyek yang akan membawa manusia kembali ke permukaan Bulan. Tawaran ini akan dibuka hingga 1 November mendatang.
Roket SpaceX Falcon 9, yang mengangkut pesawat ruang angkasa Dragon Dragon, terbang dengan sebuah pesawat uji coba ke Stasiun Antariksa Internasional dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS/Reuters
Roket SpaceX Falcon 9, yang mengangkut pesawat ruang angkasa Dragon Dragon, terbang dengan sebuah pesawat uji coba ke Stasiun Antariksa Internasional dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – NASA secara resmi membuka penawaran proposal untuk desain wahana pendaratan dalam proyek yang akan membawa manusia kembali ke permukaan Bulan. Tawaran ini akan dibuka hingga 1 November mendatang.

Wahana pendaratan bulan (lander) adalah komponen penting dari program NASA yang bernama Artemis.  Dalam proyek ini NASA berencana membuat stasiun angkasa bernama Gateway di sekitar Bulan.

Dilansir dari The Verge, astronot diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Gateway menggunakan roket NASA yang bernama Space Launch System (SLS). Dari sana, merekan akan melakukan perjalanan hingga pendaratan ke permukaan Bulan menggunakan lander.

Secara khusus, NASA mencari pendarat yang terdiri dari dua hingga tiga bagian utama. Bagian pertama merupakan perangkat keras yang akan menurunkan kendaraan ke permukaan Bulan. Sementara itu,  bagian kedua menjadi bagian pendakian yang akan dinaiki astronot saat mereka lepas landas dari permukaan bulan dan kembali ke Gateway.

Komponen ketiga dikenal sebagai tahap transfer. Bagian ini pada dasarnya dapat mengangkut dua elemen lainnya dari Gateway ke orbit yang lebih dekat ke Bulan, sehingga membuatnya lebih mudah melakukan perjalanan dari Gateway dan ke permukaan.

Perusahaan yang akan mengajukan proposal juga perlu menentukan bagaimana mereka akan menerbangkan lander ke Gateway. Mereka dapat menggunakan kendaraan komersial, seperti Falcon Heavy milik SpaceX atau roket New Glenn dari Blue Origin, atau dapat menggunakan roket SLS milik NASA, yang dijadwalkan untuk terbang paling cepat pada 2021 mendatang.

Dari proposal yang diterimanya, NASA berencana memilih dua dari perusahaan tersebut untuk kemudian melanjutkan ke proses produksi lander hingga mengirimkannya ke Gateway. Salah satu perusahaan perusahaan akan ditugaskan untuk melakukan pendaratan pertama yang pada tahun 2024, sedangkan perusahaan kedua akan melakukan pendaratan kru yang lain pada tahun 2025.

Beberapa perusahaan telah memberikan kilasan rencana mereka. Lockheed Martin meluncurkan desain pendaratan bulan yang berasal dari kapsul Orion, yang akan dinaiki oleh astronot NASA di atas SLS.

Selain itu, pendiri Amazon, Jeff Bezos, juga memamerkan konsep pendaratan bulan bernama Blue Moon Blue Origin pada bulan Mei, yang telah dikembangkan selama tiga tahun terakhir.

Proyek Artemis

Meskipun NASA segera menawarkan proyek ini ke industri, pemilihan pendarat bulan ini bergantung pada jenis anggaran yang didapatkan badan antariksa tahun depan.

Pemerintahan Trump meminta tambahan aggaran senilai US$1,6 miliar untuk NASA tahun depan dalam amandemen anggaran, dengan US$1 miliar digunakan untuk pengembangan pendarat bulan baru. Namun, tidak jelas apakah NASA benar-benar akan menerima dana tambahan itu.

Nama Artemis untuk proyek berasal dari saudari kembar Apollo dalam mitologi Yunani. Namun, berbeda dari misi pendaratan Apollo 50 tahun lalu hanya menghabiskan beberapa jam atau hari di permukaan bulan, para astronot Artemis akan menghabiskan berminggu-minggu di sana untuk mengeksplorasi sumber daya dan menyelidiki sisi terjauh dari bulan, serta menguji teknologi untuk misi ruang angkasa di masa depan.

Misi ini akan memberi para ilmuwan pemahaman yang jauh lebih baik tentang tata surya, sejarahnya, serta cara beroperasi di luar angkasa.

Menurut Business Insider, NASA mengatakan akan membutuhkan sekitar US$20 miliar hingga US$30 miliar untuk misi ini. Dengan anggaran mencapai US$6 miliar per tahun selama lima tahun ke depan, di luar anggaran tahunan sebesar US$20 miliar saat ini.

Sebagai perbandingan, jumlah tersebut hanya 4 persen dari anggaran militer tahunan AS. Atau sekitar tiga dari kapal selam nuklir terbaru Angkatan Laut. Sebagian besar anggaran Artemis akan digunakan untuk membangun roket SLS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper