Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Syariah, Wapres JK Minta Penyederhanaan Konsep

Percepatan perluasan penerapan ekonomi syariah di tengah masyarakat membutuhkan penyederhanaan konsep.
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla/ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla/ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Percepatan perluasan penerapan ekonomi syariah di tengah masyarakat membutuhkan penyederhanaan konsep.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan penyederhanaan model penerapan prinsip ekonomi syariah akan mempercepat penetrasi di tengah masyarakat. Selain itu dibutuhkan penyederhanaan agar sesuai dengan perkembangan zaman yang saat ini sektor ekonomi juga digerakan oleh teknologi.

Ponorogo, wapresri.go.id – Ekonomi syariah di Indonesia seyogyanya digunakan dalam bentuk yang sederhana, sehingga mudah untuk diterapkan dalam urusan muamalah.

"Apabila kita berbicara ekonomi syariah, selama dia tidak haram, dia halal. Jadi jangan dipersempit kita sendiri," kata Jusuf Kalla dalam keterangan tertulis ketika meresmikan Menara Masjid Jami Pondok Modern Darussalam Gontor dan Gedung Pusat Studi Ekonomi Islam Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (3/10/2019).

Menurut JK, saat ini ekonomi berkembang melewati batas-batas geografi. Untuk itu prinsip ekonomi Islam harus dapat menyesuaikan.

"Kalau zaman dulu ekonomi mungkin hanya terbatas transaksi produksi kecil di daerah ini atau batas provinsi, sekarang dengan teknologi di rumah saja orang bisa berdagang dengan seluruh dunia. Begitu juga kehidupan sangat berubah apalagi di kota-kota," katanya.


Jusuf Kalla mengingatkan Indonesia membutuhkan dorongan agar seluruh sektor ekonomi meningkat. Upaya ini untuk meningkatkan kesejahteraan di tengah masyarakat.

"Kita harus muncul dari sektor yang lain, [seperti] sektor pertambangan, pertanian, industri dan sebagainya. Karena itulah tentu harus diajarkan bagaimana meningkatkan ekonomi bangsa masyarakat," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper