Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi, Sains, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim Malaysia Yeo Bee Yin tidak menggubris seruan pengunduran dirinya terkait dugaan konflik kepentingan dalam masalah kabut asap lintas batas.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang terkait dengan perusahaan suaminya IOI Corporation, disebut-sebut menjadi salah satu perusahaan penyebab kabut asap di regional. Terkait hal ini, Yeo mengatakan masalah itu harus ditangani oleh Pemerintah Indonesia.
“Saya berharap alih-alih mengkritik, oposisi dapat memberikan ide yang konstruktif untuk menyelesaikan masalah serupa pada waktu yang akan datang,” tuturnya seperti dilansir The Star, Kamis (26/9/2019).
Yeo menilai Pemerintah Indonesia harus terlebih dahulu melakukan penyelidikan serta mengambil tindakan yang diperlukan terhadap perusahaan mana pun yang terbukti melakukan pelanggaran.
“Situasi ini telah terjadi selama beberapa dekade dan kami menyambut gagasan baik dari pemerintah atau pihak oposisi. Jika ada ide konstruktif, kami akan menerima dan mengeksekusinya,” ujarnya.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa ada empat perusahaan perkebunan di Indonesia yang memiliki hubungan dengan warga Malaysia, yang diduga ikut menyebabkan kabut asap yang saat ini menyelimuti Indonesia dan beberapa negara tetangga. Perusahaan tersebut melakukan metode pembakaran dalam pembukaan lahan.
Baca Juga
Perusahaan dimaksud antara lain Sukses Karya Sawit, yang merupakan unit dari IOI Corporation, dan Sime Indo Agro, yang terkait dengan Sime Darby Plantation.
Hal ini membangkitkan protes dari sejumlah kalangan di Malaysia, termasuk dari Kepala Pemuda MCA Nicole Wong yang meminta Yeo untuk mundur karena hubungan dengan perusahaan suaminya. Yeo merupakan istri dari CEO IOI Properties Group Bhd Lee Yeow Seng.
Selain itu, Yeo juga menyatakan bahwa Malaysia tengah menyusun Undang-Undang (UU) baru yang akan membuat warga Malaysia yang menyebabkan polusi di luar negeri dimintai pertanggungjawaban.
UU Polusi Lintas Batas itu akan berlaku untuk perusahaan dan individu. Guna mempercepat implementasi regulasi tersebut, pihaknya juga akan bekerja sama dengan Jaksa Agung.
“Kami sedang mempersiapkan kebijakan dan akan membawanya ke kabinet untuk disetujui. Setelah disetujui, drafnya akan disiapkan. Kami akan bekerja sama dengan Attorney General’s Chambers (ACG) begitu kami menerima persetujuan dari kabinet,” terang Yeo.
Lebih lanjut, dia menyebutkan Pemerintah Indonesia belum menanggapi tawaran dari Malaysia dan Singapura untuk membantu penanganan krisis kabut asap. Yeo meyakinkan situasi kabut asap di Malaysia akan membaik pada akhir pekan ini.
“Departemen Meteorologi sudah mengumumkan bahwa akan ada perubahan arah angin dan kami harap musim hujan segera tiba,” paparnya.