Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat China terhadap Pariwisata dan Pendidikan di Australia Menurun

Jumlah pengunjung dari China meningkat hanya lebih dari sedikit di atas 1% pada Juli secara tahunan, yang merupakan tingkat terlemah dalam sembilan tahun terakhir.
Sydney, Australia/Istimewa
Sydney, Australia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Minat wisatawan dan pelajar China terhadap Australia semakin berkurang di tengah perang dagang berkepanjangan antara Beijing dengan Washington yang diiringi dengan pelemahan ekonomi domestik.

Jumlah pengunjung dari China meningkat hanya lebih dari sedikit di atas 1% pada Juli secara tahunan, yang merupakan tingkat terlemah dalam sembilan tahun terakhir.

Sementara itu pertumbuhan jumlah pelajar China yang menuntut ilmu di universitas Australia terus melambat. Bahkan melemahnya dolar Australia belum mampu menghantikan penurunan.

"Kami menduga perang dagang sebagai penyebab utama penurunan ini. [Perang dagang] menciptakan ketidakpastian bagi pengunjung, khususnya pelajar," ujar ekonom ANZ Banking Group Ltd. Hayden Dimes, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (24/9/2019).

Menurutnya, penurunan jumlah wisatawan dan pelajar asal China yang berlangsung dalam jangka panjang akan merugikan ekonomi Australia, yang sangat bergantung dengan China, sekitar 800 juta dolar Australia selama 2 tahun ke depan.

Austrade, agen promosi perdagangan dan daya tarik investasi pemerintah, bahkan telah memangkas perkiraan jumlah kedatangan wisatawan.

Sejauh ini, Australia merupakan salah satu dari sekian negara yang diuntungkan oleh perang dagang.

Stimulus Beijing untuk mengimbangi ekspor yang lemah telah mendukung permintaan komoditasnya dan dolar Australia yang lebih rendah membuat perusahaan lebih kompetitif.

Perlambatan dalam minat pariwisata dan pendidikan tinggi dari pelajar China terhadap dolar Australia cukup mengejutkan mengingat hal ini membuat biaya hidup di kota-kota seperti Sydney menjadi lebih murah.

Sektor jasa merupakan pemain penting bagi perekonomian Australia.

Menurut Dimes, selama 5 tahun terakhir, eskpor jasa Australia tumbuh secara rata-rata sekitar 13% per tahun, dengan peningkatan dari pariwisata dan pendidikan.

"Melemahnya kegiatan ekonomi dan ketegangan politik seputar teknologi, komunikasi, dan perdagangan telah memengaruhi jumlah wisatawan China. Perlambatan tersebut menggarisbawahi beberapa risiko penurunan untuk sektor jasa Australia," kata Ryan Felsman, ekonom senior di unit sekuritas Commonwealth Bank of Australia. "Perlambatan menyoroti beberapa risiko penurunan untuk sektor layanan Australia."

Di sisi lain, jumlah wisatawan AS yang datang ke Australia justru meningkat berkat ekspansi ekonomi AS yang mencapai rekor, pelemahan dolar Australia terhadap greenback sebesar 16% sejak awal tahun lalu serta dolar Kanada yang lebih lemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper