Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Penyakit Paru Akibat Rokok Elektrik di AS Meningkat

Departemen Kesehatan AS per September 2019 mencatat setidaknya 530 kasus penyakit paru-paru kronis akibat rokok elektrik atau vape, di mana tujuh di antaranya dinyatakan telah meninggal dunia.
NCIG International memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia melihat potensi pasar rokok elektrik yang besar. /FOTO REUTERS
NCIG International memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia melihat potensi pasar rokok elektrik yang besar. /FOTO REUTERS

Bisnis.com, BANDUNG - Departemen Kesehatan AS per September 2019 mencatat setidaknya 530 kasus penyakit paru-paru kronis akibat rokok elektrik atau vape, di mana tujuh di antaranya dinyatakan telah meninggal dunia.

Hingga saat ini, Departemen Kesehatan AS tidak melihat tanda-tanda jumlah penderita yang berkurang.

Jumlah kasus di atas meningkat tajam dari 380 kasus pada seminggu yang lalu. Tiga perempat dari total kasus tersebut adalah laki-laki dan dua pertiganya berusia antara 18 tahun sampai 34 tahun.

Lembaga Obat dan Makanan (FDA) AS saat ini masih melakukan investigasi terhadap lebih dari 150 produk dan substansi dari rokok elektrik. Bahkan, lembaga tersebut telah mengaktivasi unit investigai kriminal khusus untuk mengeksplorasi rantai pasok dari produk rokok elektronik tersebut dan mengidentifikasi penyebab dibalik meluasnya wabah penyakit paru-paru ini.

Direktur Pusat Produk Tembakau FDA Mitch Zeller menuturkan tidak ada satupun konsumen rokok elektrik yang akan disasar.

Dia menambahkan tidak ada satupun substansi rokok elektrik, a.l. tetrahydrocannabinol (THC), ganja atau Vitamin E asetat, yang terkait dengan kasus ini.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memberikan konfirmasi bahwa tujuh orang pasien meninggal disebabkan penyakit yang terkait dengan rokok elektrik. Dua dari pasien yang meninggal tersebut berasal dari California dan sisanya merupakan penduduk Illinois, Indiana, Kansas, Minnesota dan Oregon.

"Kami memperkirakan ada korban lainnya," kata Wakil Direktur Utama CDC Anne Schuchat

Seorang laki-laki berusia 40-an tahun yang berasal dari Missouri meninggal akibat penyakit paru-paru yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik. Departemen Kesehatan AS menyatakan kematiannya menambah jumlah pasien yang meninggal akibat rokok elektrik tersebut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper