Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Was-Was Kondisi Politik, Warga Hong Kong Bersiap Hengkang ke Negara-Negara Ini

Peningkatan jumlah penduduk Hong Kong yang ingin meninggalkan kota tersebut tercermin dari pengajuan paspor dan wawancara dengan warga lokal serta agen-agen migrasi dan broker real estate global.
Pemandangan kota Hong Kong dari atas bukit, Jumat (4/8/2017)/Reuters-Bobby Yip
Pemandangan kota Hong Kong dari atas bukit, Jumat (4/8/2017)/Reuters-Bobby Yip

Bisnis.com, BANDUNG - Protes yang terus bergulir sejak musim panas hingga memasuki musim gugur, tanpa ada tanda-tanda resolusi, memicu lonjakan perizinan migrasi dari penduduk Hong Kong

Peningkatan jumlah penduduk Hong Kong yang ingin meninggalkan kota tersebut tercermin dari pengajuan paspor dan wawancara dengan warga lokal serta agen-agen migrasi dan broker real estate global. 

Alhasil, tidak hanya modal asing yang lari dari Hong Kong, warga setempat pun mulai mencari cara untuk kabur dari negara tersebut. 

Sejak rancangan undang-undang ekstradisi ke daratan China memicu kerusuhan di bekas koloni Inggris tiga bulan lalu, seminar tentang ketentuan emigrasi banyak dilakukan.

Permintaan untuk mencetak surat keterangan dari polisi, yang harganya mencapai HK$225 atau US$29 per lembar untuk aplikasi visa, melonjak 54 persen menjadi 3.649 surat pada Agustus dibandingkan dengan tahun lalu. 

Permintaan surat dari kepolisian tersebut sejauh ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. 

Pemerintah Hong Kong memperkirakan pada tahun lalu sebanyak 7.600 orang keluar dari kota tersebut untuk selamanya dan sekitar sepertiganya meminta surat keterangan dari kepolisian. 

Sementara itu, otoritas di Malaysia, Australia dan Taiwan telah melaporkan kenaikan jumlah permintaan izin migrasi. Bahkan, agen properti di Melbourne dan Vancouver banyak menerima telepon dari warga Hong Kong. 

Salah satu investor properti di Melbourne mengungkapkan cukup banyak ketidakpastian di Hong Kong saat ini.

"Seseorang seperti saya di usia 40-an atau 50-an, kami memikirkan anak kami," kata investor tersebut yang meminta tetap anonim. 

Usia yang matang seperti itu pasti ingin memiliki rumah cadangan yang nyaman ditinggali atau setidaknya ketika sesuatu yang buruk terjadi, keluarga tersebut punya jalan keluar yang pasti. 

China mengecam protes tersebut serta menuduh Amerika Serikat dan Inggris mengobarkan kerusuhan. Pemerintah Hong Kong sendiri telah berupaya untuk mengatasi masalah ini lebih lanjut dengan menerima salah satu tuntutan para pemrotes dan mencabut undang-undang ekstradisi.

Aksi unjuk rasa rencananya akan dilangsungkan kembali pada hari Minggu ini (15/09/2019). Aksi ini akan menguji seberapa jauh kemarahan publik telah mereda.

Ketika protes Hong Kong meluas selama musim panas sehingga memicu ratusan ribu warga turun ke jalan dan menyerukan suara mereka, ternyata sebagian warga Hong Kong mulai mencari tempat berlindung yang aman.

Pada bulan Juni, para pengacara dan bankir mengatakan bahwa para taipan kaya di kota tersebut mulai mengalihkan kekayaan mereka ke negara lain, seperti Singapura.

Saat ini, keluarga dengan penghasilan menengah mulai mencari alternatif yang lebih murah. 

Direktur Penjualan Uni Immigration Consultancy Peggy Lau mengatakan jumlah warga yang akan melakukan migrasi naik ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, bahkan lebih tinggi dibandingkan tahun 2014. 

Namun, tidak ada data pasti tentang aplikasi izin imigrasi di Hong Kong yang populasinya sekitar 7 juta jiwa tersebut. Data terkait dengan jumlah dana dan warga yang keluar dari kota tersebut setelah 1997 telah diserahkan dari Inggris ke China. 

Satu yang pasti, warga Hong Kong mulai bersiap-siap. Adapun destinasi yang dipilih, salah satunya Malaysia karena biaya hidup lebih murah dan Taiwan yang memiliki kultur budaya serupa dengan Hong Kong. 

Konsultan properti di Johor, Malaysia, Bruce Lee mengatakan warga Hong Kong mulai membeli salah satu proyek apartemenn yang dibangun oleh Country Garden Holdings Co Ltd. Menurutnya, sebanyak 800 unit apartemen Forest City laku terjual untuk warga Hong Kong. 

Jumlah tersebut naik tajam dibandingkan periode 2016-2018 yang penjualannya hanya sekitar 200 unit. 

Data Lembaga Imigrasi Taiwan menunjukkan visa yang dikeluarkan untuk warga Hong Kong di Taiwan pada Juni dan Juli lalu tercatat mencapai 884 visa atau meningkat 38 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. 

Konsultasi yang dilakukan oleh warga Hong Kong di Immigration @ SG LLP, sebuah konsultan imigrasi di Singapura, meningkat dalam dua bulan terakhir dibandingkan dengan awal tahun ini.

Hal yang sama terjadi di Australia. Otoritas imigrasi mencatat kenaikan signifikan terkait dengan informasi mengenai visa negara tersebut dari warga di Hong Kong. 

Selain negara-negara tersebut, agen imigrasi mengungkapkan negara lain yang diminati antara lain Kanada, AS, dan Irlandia. 

Di Selandia Baru, jumlah aplikasi visa izin tinggal dari Hong Kong meningkat sebanyak 34 paspor pada Juni dan 44 paspor pada Juli. Sebelumnya, rata-rata permintaan visa izin tinggal hanya sebanyak 29 paspor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper