Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Papua Minta Referendum, Wiranto: NKRI Sudah Final

Aksi yang digelar sekitar 150 warga menuntut agar Bupati Deiyai, Papua meneken isi referendum berakhir ricuh. Setidaknya seorang warga dan aparat meninggal dunia.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto saat di gedung DPR Kamis 29 Agustus 2019./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto saat di gedung DPR Kamis 29 Agustus 2019./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA — Aksi yang digelar sekitar 150 warga menuntut agar Bupati Deiyai, Papua meneken isi referendum berakhir ricuh. Setidaknya seorang warga dan aparat meninggal dunia.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan bahwa referendum sudah tidak ada tempat lagi di Indonesia.

“Tuntutan referendum itu saya kira tak lagi harus disampaikan karena apa? NKRI [Negara Kesatuan Republik Indonesia] sudah final,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Wiranto menjelaskan bahwa Persetujuan New York pada 1962 sudah mengisyaratkan bahwa Irian Barat saat itu dan sekarang menjadi Papua serta Papua Barat sah menjadi wilayah Indonesia. Dengan begitu, NKRI harga mati dan tidak bisa ditawar.

“Lazimnya referendum itu disampaikan oleh satu negara terjajah yang pada saat diminta pilihan itu merdeka atau bergabung dengan negara penjajah. Itu referendum,” jelasnya.

Sebelumnya Polri mengungkapkan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menunggangi aksi damai yang berlangsung kemarin, Rabu (28/8/2019).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan bahwa saat Polri dan warga melakukan negosiasi, muncul ribuan orang yang diduga KKB. 

Mereka datang dari segala arah dan mendadak menyerang anggota TNI dan Polri yang menjaga demonstrasi itu.

“Jadi saat proses negosiasi itu berlangsung, lalu muncul sekitar ribuan orang dari berbagai macam penjuru membawa senjata tajam berupa parang dan panah, kemudian langsung menyerang TNI-Polri yang berjaga,” katanya, Rabu (28/8/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper