Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dongkrak Konsumsi, China Kaji Penghapusan Pembatasan Pembelian Mobil

China mengkaji penghapusan pembatasan pembelian mobil untuk mendongkrak konsumsi di negaranya dan mengantisipasi dampak dari perang dagang dengan Amerika Serikat.
Uang kertas dolar AS yang menampilkan pendiri negara Amerika Benjamin Franklin dan uang kertas yuan China yang menampilkan mendiang pendiri Republik Rakyat China Mao Zedong terlihat di antara bendera AS dan China dalam gambar ilustrasi yang diambil 20 Mei 2019. /REUTERS - Jason Lee.
Uang kertas dolar AS yang menampilkan pendiri negara Amerika Benjamin Franklin dan uang kertas yuan China yang menampilkan mendiang pendiri Republik Rakyat China Mao Zedong terlihat di antara bendera AS dan China dalam gambar ilustrasi yang diambil 20 Mei 2019. /REUTERS - Jason Lee.

Bisnis.com, JAKARTA—China mengkaji penghapusan pembatasan pembelian mobil untuk mendongkrak konsumsi di negaranya dan mengantisipasi dampak dari perang dagang dengan Amerika Serikat.

Dikutip dari Reuters pada Selasa (27/8/2019), Dewan Negara atau kabinet di China meminta pemerintah daerah yang memiliki kebijakan pembatasan penjualan mobil untuk melakukan relaksasi, termasuk penghapusan pembatasan itu.

Sejalan dengan upaya itu, China juga akan mendorong konsumen di negaranya membeli kendaraan yang menggunakan energi baru terbarukan.

Ekonomi China sendiri memang sedang menghadapi tantangan pada awal kuartal ketiga tahun ini karena sengketa perdagangan dengan Amerika Serikat yang berdampak lebih besar kepada bisnis dan konsumen.

Pertumbuhan ekonomi negara itu pada kuartal kedua tahun ini melambat hampir ke level terendah selama 30 tahun belakangan.

Sektor otomotif sebagai pilar pertumbuhan industri telah menjadi korban karena turunnya permintaan. Penjualan mobil secara keseluruhan di negara itu turun selama 13 bulan berturut-turut.

Analis pun mengharapkan lebih banyak langkah ekonomi yang diambil China dalam beberapa bulan mendatang, termasuk upaya peningkatan konsumsi domestik.

“Kelemahan data China kemungkinan akan lebih terlihat pada Agustus dan September, dan pembuat kebijakan cenderung condong kepada pelonggaran yang lebih intensif,” kata analis di Bank of America Merrill Lynch dalam sebuah catatan pada Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Lili Sunardi
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper