Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Difasilitasi Prancis, Peluang Pertemuan Trump-Rouhani Terbuka

Perubahan sikap itu diumumkan oleh Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron mengatakan siap untuk memfasilitasi pertemuan tatap muka pertama antara presiden AS dan Iran.
Hassan Rouhani/Reuters-Lucas Jackson
Hassan Rouhani/Reuters-Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump mengatakan di KTT G7 bahwa dirinya siap untuk bertemu dengan pemimpin Iran sehingga membuka peluang untuk perubahan arah yang luar biasa dalam konflik kedua negara yang tengah membara.

Perubahan sikap itu diumumkan oleh Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron mengatakan siap untuk memfasilitasi pertemuan tatap muka pertama antara presiden AS dan Iran.

Berita mengejutkan itu datang setelah Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif membuat penampilan dramatis dengan mendatangai pertemuan G7 atas undangan khuus Macron.

Pemimpin Prancis berusia 41 tahun itu mengatakan “syarat untuk pertemuan” antara Trump dan Hassan Rouhani Iran “dalam beberapa minggu ke depan” telah diciptakan melalui diplomasi dan konsultasi intensif.

“Jika situasinya benar, saya pasti akan setuju untuk itu,” kata Trump pada konferensi pers dengan Macron pada akhir  pembicaraan G7 yang berlangsung selama tiga hari seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (27/8/2019).

Ketika ditanya apakah menurutnya apa yang diusulkan oleh rekan Prancisnya itu realistis, Trump menjawab: “Ya.” Trump juga yakin bahwa Rouhani akan mendukung.

“Saya pikir dia akan ingin bertemu. Saya pikir Iran ingin menyelesaikan situasi ini,” katanya.

Kedua pria itu akan berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB pada akhir September yang dapat menjadi panggung bagi pembicaraan tersebut.

Trump telah menerapkan kebijakan "tekanan maksimum" pada Teheran atas program nuklirnya yang disengketakan melalui sanksi yang melumpuhkan ekonomi negara itu. Akan tetapi para para analis memandang hal itu akan meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah antara Amerika Serikat dan Iran.

Presiden AS tahun lalu secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir  2015 untuk membatasi kegiatan nuklir Teheran dengan imbalan perdagangan, investasi, dan bantuan penghapusan sanksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper