Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanpa Diduga Menlu Iran Datangi Pertemuan G7

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa undangan Prancis untuk Javad Zarif pada pertemuan di sela-sela pertemuan G7 di kota Biarritz itu ‘mengejutkan’.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif/Reuters
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri luar negeri Iran, Javad Zarif tanpa diduga melakukan kunjungan ke KTT G7 di Prancis di tengah perbedan pendapat pada pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan sekutu Barat atas sejumlah masalah termasuk soal Iran.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa undangan Prancis untuk Javad Zarif pada pertemuan di sela-sela pertemuan G7 di kota Biarritz itu ‘mengejutkan’.

Zarif bertemu dengan mitranya dari Prancis untuk menilai kondisi apa yang dapat menyebabkan meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington, kata seorang pejabat Perancis seperti dikutip Reuters, Senin (26/8/2019).

Zarif juga bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron selama kunjungan singkatnya, tetapi pejabat Gedung Putih mengatakan menteri Iran tidak bertemu pejabat AS sebelum dia terbang keluar dari bandara Biarritz.

Zarif meninggalkan pembicaraan G7, namun tidak jelas apakah ada kemajuan yang dicapai untuk meredakan ketegangan.

Para pemimpin Eropa berupaya untuk meredakan konfrontasi yang semakin dalam antara Iran dan Amerika Serikat sejak Trump menarik negaranya dari perjanjian nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran.

Kemarin Trump mengesampingkan upaya Prancis untuk menengahi pertikaiannya dengan Iran. Trump mengatakan meskipun dirinya senang atas upaya Paris soal Teheran, namun dia akan tetap melanjutkan inisiatifnya sendiri.

Macron telah memimpin upaya untuk meredakan ketegangan karena khawatir kegagalan kesepakatan nuklir dapat membuat Timur Tengah bergejolak. Dia bertemu Zarif pada Jumat menjelang KTT G7 untuk membahas cara-cara meredakan krisis, termasuk mengurangi beberapa sanksi AS atau memberi Iran mekanisme kompensasi.

Iran ingin mengekspor minimal 700.000 barel minyaknya per hari dan idealnya hingga 1,5 juta barel per hari jika Barat ingin bernegosiasi dengan Teheran untuk menyelamatkan kesepakatan 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper