Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demo Hong Kong : Uni Eropa Desak Dilakukan Dialog Multipihak

Demo di Hong Kong yang berkembang menjadi ketegangan di kota itu dinilai perlu diselesaikan melalui dialog multipihak.
Para pemrotes RUU Anti-Ekstradisi membagikan selebaran kepada para penumpang selama demonstrasi massa di bandara internasional Hong Kong, di Hong Kong, China, 13 Agustus 2019./Reuters
Para pemrotes RUU Anti-Ekstradisi membagikan selebaran kepada para penumpang selama demonstrasi massa di bandara internasional Hong Kong, di Hong Kong, China, 13 Agustus 2019./Reuters

Bisnis.com, BRUSSELS - Demo di Hong Kong yang berkembang menjadi ketegangan di kota itu dinilai perlu diselesaikan melalui dialog multipihak. 

Uni Eropa (EU) pada Sabtu (17/8) waktu setempat menyerukan "dialog yang melibatkan banyak pihak dan berlandasan luas" untuk meredakan ketegangan di Hong Kong.

Di dalam pernyataannya, Kepala Kebijakan Luar Negeri AU Federica Mogherini mengatakan, "Keterlibatan dalam satu proses dialog yang melibatkan banyak pihak dan berlandasan luas, yang melibatkan semua pemegang saham penting, adalah hal mendasar".

"Penting bahwa penahanan diri dilakukan, kekerasan ditolak, dan langkah mendesak dilakukan untuk menurunkan ketegangan," tambah Mogherini, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Minggu (18/8/2019).

Sejak awal Juni, Hong Kong, wilayah otonomi yang telah berada di bawah kekuasaan China sejak 1997, dilanda aksi-aksi protes yang tak pernah terjadi sebelumnya. Aksi itu bermula dari munculnya rancangan undang-undang ekstradisi yang mensahkan pengekstradisian tersangka penjahat ke China Daratan, Makau dan Taiwan. Meski akhirnya RUU tersebut ditarik kembali, kondisi di Hong Kong sudah terlanjur panas.

"Selama dua bulan belakangan ini, banyak warga telah melaksanakan hak dasar mereka untuk berkumpul," kata Mogherini.

"Namun, belum lama ini telah terjadi peningkatan jumlah peristiwa kerusuhan yang tak bisa diterima, dengan risiko ketidakstabilan dan kerusuhan lebih lanjut," katanya.

Pada pengujung Juli, China memperingatkan negara itu mungkin mengerahkan Angkatan Bersenjata ke wilayah tersebut untuk memadamkan demonstrasi antipemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper