Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahan Kebijakan Tarif, Trump Mengalah untuk Sementara

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kali ini harus mengalah atas tekanan dari bisnis AS dan kekhawatiran pelemahan ekonomi sebagai dampak dari perang dagangnya dengan China.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump kali ini harus mengalah atas tekanan dari bisnis AS dan kekhawatiran pelemahan ekonomi sebagai dampak dari perang dagangnya dengan China.

Trump memutuskan untuk menunda pengenaan tarif baru terhadap beberapa produk konsumen termasuk mainan dan laptop hingga Desember.

Langkah tersebut disampaikan ketika para pejabat senior dari kedua belah pihak melakukan percakapan via telepon untuk pertama kalinya sejak Trump melayangkan ancaman tarif pada awal bulan ini.

Kabar tersebut memberikan angin segar bagi pasar yang semakin khawatir dengan dampak dari ketegangan perdagangan di tengah ekonomi global yang melambat.

"Percakapan terakhir dengan China berjalan dengan produktif dan mereka berniat untuk mencapai sebuah kesepakatan," ujar Trump seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (14/8/2019).

Meskipun dia sering menyangkal bahwa tarifnya berdampak pada harga konsumen dan menegaskan bahwa beban tarif ditanggung oleh China, Trump juga mengatakan bahwa penundaan ini ditetapkan agar tidak mengganggu musim belanja menjelang Natal.

Keputusan yang disampaikan pada Selasa (13/8/2019), waktu Washington tersebut memisahkan daftar produk impor China senilai hampir US$300 miliar ke dalam dua kategori.

Beberapa produk pertanian, barang antik, pakaian, peralatan dapur, dan alas kaki tetap masuk ke dalam daftar produk yang akan terdampak tarif per 1 September, dengan nilai total yang diperkirakan Bloomberg mencapai US$110 miliar.

Untuk kategori barang-barang seperti ponsel pintar, laptop, dan mainan anak-anak, bernilai sekitar US$160 miliar, hanya akan dikenakan tarif setelah 15 Desember.

Dari pengumuman tersebut, produk senilai US$2 miliar dihapus dari daftar gabungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper