Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intensitas Perang Dagang Tingkatkan Risiko Resesi AS

Goldman Sachs Group Inc. meningkatkan kekhawatiran akan resesi Amerika Serikat bersamaan dengan intensitas perang perdagangan dengan China yang meningkatkan risiko pada pertumbuhan ekonomi.
Perang dagang AS-China/istimewa
Perang dagang AS-China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Goldman Sachs Group Inc. meningkatkan kekhawatiran akan resesi Amerika Serikat bersamaan dengan intensitas perang perdagangan dengan China yang meningkatkan risiko pada pertumbuhan ekonomi.

Bank investasi AS tersebut mengatakan bahwa mereka tidak lagi mengharapkan kesepakatan dagang akan tercapai sebelum pemililhan presiden 2020 karena ancaman tarif baru yang efektif per 1 September.

Dalam sebuah catatan riset, ekonom Goldman menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam untuk kuartal keempat sebesar 0,2 basis poin menjadi 1,8% dan memproyeksikan bahwa perusahaan AS dapat menurunkan pengeluaran dan investasi di tengah ketidakpastian.

"Kekhawatiran bahwa perang perdagangan akan memicu resesi sedang tumbuh, kami telah meningkatkan perkiraan kami tentang dampak pertumbuhan perang perdagangan," kata ekonom Goldman Sachs dalam sebuah catatan seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (12/8/2019).

Setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penetapan tarif baru tidak terduga 2 pekan lalu terhadap impor China, Beijing memberikan respons pada 5 Agustus dengan menghentikan pembelian produk pertanian AS dan membiarkan yuan melemah.

Tak tinggal diam, dalam hitungan jam administrasi Trump secara resmi melabeli China sebagai manipulator mata uang.

Lawrence Summers, mantan menteri keuangan AS dan penasihat ekonomi Gedung Putih, pekan lalu mengatakan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan mendorong ekonomi dunia menuju resesi pertama dalam 1 dekade terakhir, di mana para investor menuntut politisi dan bankir sentral bertindak cepat untuk mengubah arah pertumbuhan ekonomi.

"Di AS saja, risiko resesi jauh lebih tinggi dari yang seharusnya dan jauh lebih tinggi daripada 2 bulan lalu," katanya.

Belum lama ini, Summers juga menuturkan bahwa pertarungan dengan China adalah konflik perdagangan yang sadis dan bodoh. Menurutnya, terlepas dari risikonya, krisis dengan skala sebesar resesi sebelumnya akan menjadi kejutan yang tidak terduga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper