Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Singapura: Tak Ada Keuntungan dari Ketidakstabilan di Hong Kong

Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura meragukan adanya manfaat dari ketidakstabilan di Hong Kong, yang disebabkan oleh gelombang aksi protes sejak tiga bulan lalu.
Pengunjuk rasa memblokir jalan di Cross-Harbour Tunnel, Hong Kong, China, Senin (5/8/2019)./Reuters-Eloisa Lopez
Pengunjuk rasa memblokir jalan di Cross-Harbour Tunnel, Hong Kong, China, Senin (5/8/2019)./Reuters-Eloisa Lopez

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura meragukan adanya manfaat dari ketidakstabilan di Hong Kong, yang disebabkan oleh gelombang aksi protes sejak tiga bulan lalu.

Singapura secara luas dilihat sebagai tempat yang ramah bagi investor. Sejak aksi protes untuk menolak RUU ekstradisi pada Juni lalu, muncul wacana di antara pada pemimpin bisnis yang waspada dengan meningkatnya campur tangan China di Hong Kong untuk memindahkan investasi dan bisnis mereka ke Singapura.

Dalam wawancara dengan South China Morning Post, Menteri K Shanmugam mengatakan tidak ada keuntungan yang didapat dari ketidakstabilan kondisi di Asia.

 “Singapura mendapat manfaat dari stabilitas di kawasan Asia-Pasifik, termasuk di Hong Kong dan China. Dan jika Hong Kong berselisih dengan China, itu masalah bagi semua orang, termasuk Singapura,” ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.

Pandangan ekonomi untuk Hong Kong dan Singapura, yang merupakan rival lama untuk investasi asing, telah meredup bersamaan di tengah perang perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China, dengan Hong Kong terus dirundung aksi protes yang berlarut-larut.

Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan memperingatkan pusat keuangan di Asia in imemasuki lingkungan ekonomi yang sangat sulit karena perdagangan menurun dan pertumbuhan melambat.

Sementara itu di Singapura, Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pidato Hari Nasional 8 Agustus 2019 mengatakan pemerintah akan bersedia untuk merangsang ekonomi jika diperlukan, di tengah perlambatan yang disebabkan oleh perdagangan.

Shanmugam mengatakan butuh aksi protes dan demonstrasi yang jauh lebih besar dari saat ini untuk membuat investor serius meninggalkan Hong Kong.

"Kecuali jika orang menjadi pesimis terhadap China, saya tidak melihat perhitungan langsung dilakukan oleh investor yang serius," katanya. “Orang kemudahan mentransfer uang, dapat melakukan hal yang berbeda. Tapi saya pikir investor lainnya memahami posisi Hong Kong."

Dukungan utama China terhadap Hong Kong akan membantu kota mengatasi situasi ini, kata Shanmugam.

 “Kami berbeda dari Hong Kong karena kami tidak memiliki keunggulan yang sama dengan yang dimiliki Hong Kong. Hong Kong bisa mengatasi itu. Singapura mungkin tidak bisa menerimanya," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper