Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korea Utara Menembakkan Dua Rudal Lagi, Trump Anggap Tak Gawat

Militer Korea Selatan menyebutkan Korea Utara menembakkan dua proyektil tidak dikenal ke laut lepas pantai timur pada hari Sabtu (10/8/2019).
Penampakan peluncuran rudal Korea Utara pada hari Kamis, dalam gambar tak bertanggal rilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada tanggal 26 Juli 2019./KCNA melalui Reuters
Penampakan peluncuran rudal Korea Utara pada hari Kamis, dalam gambar tak bertanggal rilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada tanggal 26 Juli 2019./KCNA melalui Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Militer Korea Selatan menyebutkan Korea Utara menembakkan dua proyektil tidak dikenal ke laut lepas pantai timur pada hari Sabtu (10/8/2019).

Bahkan, peluncuran sebelumnya juga datang tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah menerima "surat yang sangat indah" dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Korea Utara telah menembakkan serangkaian rudal dan roket sejak Kim dan Trump sepakat pada pertemuan 30 Juni untuk menghidupkan kembali pembicaraan denuklirisasi yang lama macet.

Seorang pejabat A.S. mengatakan bahwa setidaknya satu proyektil diluncurkan dan tampaknya mirip dengan rudal jarak pendek sebelumnya pernah ditembakkan oleh Pyongyang.

Sementara itu, Trump juga tidak menganggap penting peluncuran senjata Korea Utara baru-baru ini.

"Saya mengatakannya lagi: Belum ada tes nuklir. Tes rudal semuanya jarak pendek. Tidak ada tes rudal balistik. Tidak ada rudal jarak jauh," katanya seperti dari laman Reuters, Sabtu (10/8/2019).

Trump juga mengatakan Kim telah menulis dalam suratnya bahwa ia "tidak senang" tentang pertandingan perang dan uji coba rudal AS-Korea Selatan.

Dalam surat itu Kim juga mengatakan tes senjata itu merupakan respons terhadap latihan militer AS-Korea Selatan yang diadakan bulan ini.

Trump menambahkan dia bisa mengadakan pertemuan lagi dengan Kim. Amerika Serikat dan Korea Selatan telah memulai latihan yang sebagian besar disimulasikan komputer sebagai alternatif dari latihan tahunan berskala besar sebelumnya yang dihentikan untuk mempercepat perundingan denuklirisasi.

Korea Utara mengutuk latihan itu dan menganggapnya sebagai latihan perang yang bertujuan menggulingkan kepemimpinannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper