Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Balas Kebijakan Impor China, Huawei Kembali Jadi Sandera

Gedung Putih dikabarkan telah memutuskan untuk menunda keputusan lisensi yang memungkinkan kerja sama bisnis antara perusahaan AS dan Huawei Technologies Co. dibuka kembali setelah Beijing menghentikan pembelian produk pertanian AS.
Logo perusahaan Huawei tampak di mal di Shanghai, China, 3 Juni 2019, /REUTERS
Logo perusahaan Huawei tampak di mal di Shanghai, China, 3 Juni 2019, /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA -- Gedung Putih dikabarkan telah memutuskan untuk menunda keputusan lisensi yang memungkinkan kerja sama bisnis antara perusahaan AS dan Huawei Technologies Co. dibuka kembali setelah Beijing menghentikan pembelian produk pertanian AS.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross pekan lalu menyampaikan bahwa dia menerima 50 permintaan lisensi dan masih menunggu proses pengambilan keputusan.

Perusahaan Amerika memerlukan lisensi khusus untuk memasok barang ke Huawei setelah AS mencantumkan perusahaan teknologi raksasa asal China tersebut ke dalam black list pada Mei 2019 karena dianggap mengancam keamanan nasional.

"Kebijakan AS tersebut mengguncang pasar saham, obligasi, mata uang, dan bahkan harga kedelai di seluruh dunia," seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (9/8/2019).

Pemasok Huawei, Micron Technology Inc. dan Western Digital Corp. mengalami penurunan sebesar 2,2% turun setelah berita penundaan persetujuan lisensi disiarkan, sedangkan Qualcomm Inc., Xilinx Inc. dan NeoPhotonics Corp semuanya turun lebih dari 1%.

Spread obligasi dolar Huawei melebar 10 hingga 15 basis poin pada Jumat (9/8/2019) pagi, sedangkan dolar Australia dan yuan offshore melemah terhadap greenback, sedangkan yen menguat.

Presiden Donald Trump mengatakan pada akhir Juni setelah menyetujui gencatan senjata perdagangan bahwa beberapa pembatasan atas Huawei akan dilonggarkan.

Namun janji itu bergantung pada keputusan China apakah mereka akan meningkatkan pembelia produk pertanian Amerika, yang menurut Trump gagal dilakukan China.

Dalam sepekan terakhir, ketegangan makin meningkat setelah Trump mengatakan dia akan mengenakan tarif 10% pada impor China senilai US$300 miliar efektif pada 1 September, yang tidak lama kemudian disusul oleh pernyataan Departemen Keuangan yang secara resmi menyebut China sebagai manipulator mata uang.

Perusahaan-perusahaan teknologi telah mengajukan penawaran ke Gedung Putih untuk mempercepat proses lisensi yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan pengiriman beberapa komponen ke Huawei.

Huawei adalah salah satu pembeli semikonduktor terbesar di dunia.

Melanjutkan akses ke pasar itu sangat penting bagi bisnsi pembuat chip seperti Intel Corp, Qualcomm Inc. dan Broadcom Inc. yang belum lama ini mengirim CEO mereka untuk bertemu dengan Trump.

Perusahaan seperti Xilinx Inc. dan Micron secara terbuka mengatakan mereka telah mengajukan permohonan lisensi dan meminta AS untuk mengizinkan mereka melanjutkan berbisnis dengan Huawei.

Mereka berpendapat bahwa banyak dari produk mereka mudah diperoleh dari saingan mereka di luar negeri, membuat larangan tidak efektif dan juga berbahaya bagi industri yang seharusnya membantu perselisihan perdagangan dengan China.

Beberapa pembuat komponen elektronik berbasis di AS juga telah melaporkan pendapatan dan memberikan perkiraan yang menunjukkan efek negatif dari sengketa perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper