Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DUBES RI UNTUK AUSTRALIA & VANUATU YOHANES KRISTIARTO S. LEGOWO : "Peluang Berinvetasi di Australia Cukup Besar"

Hubungan bilateral Indonesia dan Australia memasuki babak baru dengan ditandatanganinya IA-CEPA pada Maret 2019. Oleh karena itu, ada banyak peluang kerja sama yang bisa dimanfaatkan pebisnis Indonesia di Australia.
BISNIS/Kemlu
BISNIS/Kemlu

Bisnis.com, JAKARTA – Hubungan bilateral Indonesia dan Australia memasuki babak baru dengan ditandatanganinya IA-CEPA pada Maret 2019. Untuk menggali lebih jauh mengenai peluang kerja sama Indonesia-Australia, Bisnis.com berkesempatan mewawancarai Duta Besar RI untuk Australia merangkap Republik Vanuatu, Yohanes Kristiarto S. Legowo. Berikut kutipannya:

Bagaimana Anda menggambarkan hubungan bilateral Indonesia dan Australia sejauh ini?

Hubungan bilateral Indonesia dan Australia saat ini berada pada tahap yang sangat baik. Ada dua hal yang mendasari pendapat saya ini. Pertama, tahun lalu kedua negara telah meningkatkan status hubungan bilateral dari Kemitraan Komprehensif menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Hal ini diumumkan saat pertemuan Perdana Menteri Scott Morrison dengan Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2018.

Peningkatan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif ini berarti hubungan Indonesia-Australia memiliki arti yang strategis, selain juga bersifat komprehensif atau sangat luas dengan berbagai bidang kerja sama. Hubungan kedua negara juga semakin bermakna penting dan saling mempengaruhi.

Penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement, atau IA-CEPA pada 4 Maret 2019 juga menjadi langkah besar dalam hubungan bilateral kedua negara. IA-CEPA bukan hanya perjanjian perdagangan, tetapi merupakan satu perjanjian kerja sama ekonomi yang bersifat menyeluruh serta mencakup sektor-sektor perdagangan, investasi, jasa, dan lain sebagainya.

Apa saja agenda besar Indonesia terkait IA-CEPA?

Melalui IA-CEPA, kita memiliki konsep economic powerhouse yang dapat menyatukan potensi kekuatan ekonomi Indonesia dan Australia. Sebagai contoh, Australia merupakan produsen gandum, sedangkan Indonesia dapat mengolah gandum tersebut menjadi mie instan yang kemudian dapat diekspor ke negara ketiga.

Contoh lainnya, Indonesia merupakan produsen mobil, sedangkan Australia sudah tidak lagi memproduksi mobil. Melalui IA-CEPA, kita membuka kemungkinan untuk mengekspor kendaraan bermotor, dan komponen ke Australia. Ke depannya, banyak sekali potensi yang dapat ditingkatkan dari hubungan bilateral Indonesia-Australia ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hendra Wibawa
Sumber : Bisnis Indonesia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper