Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Bagian Selatan Masuki Hari Tanpa Hujan Ekstrem, Mencapai 126 Hari

Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Dody Hargo Usodo mengatakan bahwa kemarau tahun ini akan lebih parah mengalami kekeringan dibandingkan tahun lalu.
Petani membajak sawahnya yang mengalami kekeringan di Persawahan kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Petani membajak sawahnya yang mengalami kekeringan di Persawahan kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA — Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Dody Hargo Usodo mengatakan bahwa kemarau tahun ini akan lebih parah mengalami kekeringan dibandingkan tahun lalu.

Bahkan, sebagian besar di bagian selatan Indonesia mengalami hari tanpa hujan ekstrem (HTH) karena tidak terjadi lebih dari dua bulan.

“Berdasarkan monitoring hingga 20 Juli, HTH lebih dari 60 hari terjadi di Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,” katanya di Gedung Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Dody menjelaskan bahwa di Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara terjadi HTH antara 90-120 hari. HTH terpanjang ada di Rambangu, Nusa Tenggara Timur yang mencapai 126 hari.

Untuk bencana kekeringan, 55 kepala daerah telah menetapkan darurat bencana di Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara. Wilayah yang terdampak risikosedang hingga tinggi dengan luas 11.774.437 hektar lahan dan 48.491.666 jiwa.

Untuk mengatasi persoalan ini, Dody menuturkan bahwa pemerintah melakukan upaya khusus mulai dari penegakan hukum dari pelaku pembakaran hutan, patroli rutin, hingga sosialisasi dan kampanye pencegahan karhutla.

“Untuk bencana kekeringan, upaya yang dilakukan kementerian dan lembaga dalam menghadapi darurat kekeringan yaitu pendistribusian air bersih sebanyak 7.045.400 liter, penambahan jumlah mobil tanki, hidran umum, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper