Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China-AS Mulai Perundingan Langsung di Shanghai Pekan Ini

Juru runding perdagangan AS dan China bergegas menuju Shanghai pekan ini untuk memulai pembicaraan langsung pertama mereka sejak gencatan perdagangan di sela KTT G20 bulan lalu.
Perang dagang AS China/istimewa
Perang dagang AS China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Juru runding perdagangan AS dan China bergegas menuju Shanghai pekan ini untuk memulai pembicaraan langsung pertama mereka sejak gencatan perdagangan di sela KTT G20 bulan lalu.

Dilansir Reuters, meskipun harapan untuk kemajuan selama pertemuan di Shanghai yang berlangsung dua hari tersebut masih rendah, para pejabat dan pelaku bisnis berharap kedua negara setidaknya dapat merinci komitmen untuk gerakan kesepakatan dan menyiapkan jalan untuk negosiasi di masa depan.

Harapan ini termasuk pembelian komoditas pertanian AS dan pencabutan larangan penjualan terhadap perusahaan AS kepada raksasa teknologi China Huawei Technologies.

Presiden Donald Trump mengatakan pada Jumat (26/7) bahwa ia berpikir China mungkin tidak ingin menandatangani kesepakatan perdagangan hingga pemilihan presiden 2020 dengan harapan bahwa mereka dapat menegosiasikan persyaratan yang lebih menguntungkan dengan presiden AS yang berbeda.

"Saya pikir mungkin China akan mengatakan ‘Mari kita tunggu dan lihat apakah salah satu dari orang-orang ini yang terpilih,’" kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters.

Selama lebih dari satu tahun, dua negera dengan ekonomi terbesar di dunia ini telah saling berbalas penerapan tarif impor satu sama lain, yang menyebabkan gangguan rantai pasokan global dan mengguncang pasar keuangan.

Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakan pada KTT G20 bulan lalu di Osaka, Jepang, untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan yang terhenti pada Mei, setelah Washington menuduh Beijing mengingkari bagian-bagian utama dari rancangan perjanjian, yang menyababkan penerapan tarif impor oleh AS atas barang-barang China senilai US$200 miliar.

Trump mengatakan setelah pertemuan di Osaka bahwa ia tidak akan mengenakan tarif baru pada sisa impor dari China senilai US$300 miliar dan akan meringankan beberapa larangan yang diterapkan oleh AS kepada Huawei jika China setuju untuk melakukan pembelian produk pertanian AS.

Sejak saat itu, China memberi isyarat akan mengizinkan perusahaan China melakukan pembelian bebas biaya untuk barang pertanian AS. Washington telah mendorong perusahaan untuk mengajukan keringanan terhadap larangan keamanan nasional atas penjualan ke Huawei, dan mengatakan akan menanggapi mereka dalam beberapa minggu ke depan.

Namun menjelang dimulainya pembicaraan, tidak ada pihak yang menerapkan langkah-langkah yang dimaksudkan untuk menunjukkan niat baik mereka. Hal itu menjadi pertanda buruk bagi peluang kedua negara untuk menyelesaikan masalah inti dalam sengketa perdagangan, seperti keluhan AS tentang subsidi, transfer teknologi paksa dan pelanggaran kekayaan intelektual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper