Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Perkirakan Kesepakatan Dagang Tertunda Hingga Pemilu 2020

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa China kemungkinan akan menunda penandatanganan kesepakatan dagang hingga pemilu AS 2020 rampung, karena Beijing akan lebih memilih untuk mencapai kesepakatan dengan Demokrat
Presiden AS Donald Trump berjalan ke Air Force One ketika ia meninggalkan Washington untuk melakukan perjalanan ke KTT G20 di Osaka, Jepang dari Pangkalan Bersama Andrews, Maryland, AS, 26 Juni 2019./Reuters
Presiden AS Donald Trump berjalan ke Air Force One ketika ia meninggalkan Washington untuk melakukan perjalanan ke KTT G20 di Osaka, Jepang dari Pangkalan Bersama Andrews, Maryland, AS, 26 Juni 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa China kemungkinan akan menunda penandatanganan kesepakatan dagang hingga pemilu AS 2020 rampung, karena Beijing akan lebih memilih untuk mencapai kesepakatan dengan Demokrat.

"Saya pikir China mungkin akan menunggu. Ketika saya menang, dengan  segera, mereka akan menandatangani kesepakatan'" kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval, seperti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (28/7/2019).

Pada perkembangan lain, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan melakukan perjalanan ke China untuk negosiasi perdagangan tingkat tinggi antara dua ekonomi terbesar dunia sejak diskusi terhenti pada Mei.

Gedung Putih mengonfirmasi bahwa para pejabat senior akan berada di Shanghai pada pekan ini untuk membahas berbagai masalah termasuk kekayaan intelektual, pertanian dan neraca perdagangan.

Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu di sela-sela agenda KTT G20 di Jepang bulan lalu dan menyatakan gencatan senjata tentatif dalam perang dagang yang sudah berlangsung selama setahun.

Baik Trump dan Xi, mengarahkan negosiator mereka untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan. Sejak itu Mnuchin, Lighthizer dan kolega mereka dari China telah melakukan pembicaraan melalui telepon.

Lebih dari setahun setelah Trump pertama kali memungut tarif terhadap Beijing, konflik antara dua ekonomi terbesar dunia itu kini semakin melebar karena Trump dan Xi menghadapi tekanan politik untuk menolak tuntutan dari masing-masing pihak.

Sebuah diskusi yang dihadiri oleh puluhan birokrat, penasihat pemerintah dan peneliti di Beijing menyimpulkan bahwa Trump harus memberikan kesepakatan terkait China dalam waktu dekat, menjelang pemiliu 2020, untuk menyenangkan basis pendukungnya, dan pada akhirnya akan menyerah pada tuntutan Beijing.

Teori lainnya yang munculnya adalah Trump kemungkinan akan mengulur penandatanganan kesepakatan dagang ke dalam kampanyenya, terutama jika ekonomi dan pasar saham tertahan, karena dia menghadapi sejumlah Demokrat yang pada dasarnya setuju untuk bersikap lebih keras dengan China.

Perspektif China lainnya berpendapat bahwa tarif impor akan tetap diberlakukan oleh AS hingga China bergerak untuk menerapkan reformasi pada perusahaan milik negara dan kekayaan intelektual.

Dengan tekanan dari Partai Komunis, Xi akan sangat tidak mungkin menerima kebijakan apapun yang tidak memberikan jaminan tarif impor dihapus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper