Bisnis.com, BANDUNG - WhatsApp dipastikan segera meluncurkan layanan pembayarannya di India tahun ini, setelah uji coba yang dilakukan selama setahun.
Peluncuran fitur WhatsApp Pay tersebut sempat ditunda di tengah pesan palsu tentang platform ini yang terkait dengan hukuman mati tanpa peradilan dan pengawasan pemerintah.
Perusahaan yang berbasis di California tersebut telah berusaha untuk mematuhi peraturan di India, termasuk regulasi yang mengharuskan data pengguna disimpan di dalam negeri.
"Kami juga bekerja di luar India di sejumlah negara lain dan berharap ini dapat diluncurkan ke sebagian besar orang yang menggunakan WhatsApp dalam tahun depan," kata Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg ketika disinggung tentang WhatsApp Pay.
Seperti sumber yang dikutip dari Reuters, WhatsApp memiliki sekitar 400 juta pengguna di India. Jumlah tersebut mencakup hampir sepertiga dari populasi India yang berjumlah 1,3 miliar.
Fitur pembayaran WhatsApp akan bersaing produk serupa yakni Google Pay milik Alphabet Inc., Paytm yang didukung oleh Softbank dan Alibaba serta PhonePe milik Walmart. Semua aplikasi tersebut ramai dipakai di kota-kota besar untuk membayar makanan, belanja hingga Uber.
Baca Juga
Pembayaran digital, pinjaman, dan layanan e-wallet telah berkembang pesat di India. Pertumbuhan ini juga didukung oleh pemerintah untuk membawa lebih banyak masyarakat mengunakan transaksi nontunai di dalam perekonomian.
"Layanan pembayaran sangat penting untuk membawa jutaan orang ke dalam ekonomi digital India yang tumbuh cepat," Kepala Global WhatsApp Will Cathcart.
Cathcart mengaku tidak sabar meluncurkan produk ini ke masyarakat tahun ini. Dalam aplikasi pembayarannya, WhatsApp akan menggunakan standar Unified Payments Interface (UPI) India yang digunakan oleh banyak layanan pembayaran digital lainnya.
UPI memproses lebih dari 750 juta transaksi bulan lalu, naik dari sekitar 246 juta setahun sebelumnya.