Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Bertemu dengan CEO Industri Teknologi Bahas Kebijakan Dagang

Amerika Serikat dan China bergerak lebih cepat dalam persiapan menuju agenda perundingan tatap muka pertama dalam beberapa bulan terakhir.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Amerika Serikat dan China bergerak lebih cepat dalam persiapan menuju agenda perundingan tatap muka pertama dalam beberapa bulan terakhir.

Langkah tersebut dimulai dengan pertemuan antara CEO dari perusahaan teknologi AS dan Presiden Donald Trump pada Senin (23/7/2019), di mana Gedung Putih mengundang mereka untuk membahas masalah ekonomi termasuk kemungkinan dimulainya kembali penjualan ke Huawei Technologies Co.

Juru Bicara Gedung Putih Judd Deere menuturkan, Trump dan pejabat administrasi senior bertemu dengan CEO dari Alphabet Inc. Google, Broadcom Inc., Cisco Systems Inc., Intel Corp, Micron Technology Inc., Western Digital Corp dan Qualcomm Inc.

Para CEO tersebut menyatakan dukungan kuat terhadap kebijakan presiden, termasuk pembatasan keamanan nasional atas pembelian dan penjualan peralatan telekomunikasi Amerika Serikat ke Huawei.

"Mereka meminta agar Departemen Perdagangan dapat segera memberi keputusan lisensi [penjualan] dan presiden setuju," ujar Deere seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (23/7/2019).

Pertemuan antara pejabat pemerintah dan pemimpin teknologi AS dapat meredakan kekhawatiran China bahwa salah satu perusahaan teknologinya yang terbesar berada di bawah ancaman eksistensial dari black list Departemen Perdagangan.

Namun para anggota parlemen dan lainnya dalam pemerintahan, yang menentang pelunakan sikap kepada Huawei, dapat menghalangi kemajuan sementara dari proses penyelesaian sengketa perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Pada saat yang sama, media pemerintah China memuji tanda-tanda kemajuan pada kasus Huawei sebagai bagian dari upaya untuk menampilkan ketulusan dan niat baik dari kedua belah pihak.

Setiap pelonggaran pembatasan terhadap Huawei diharapkan akan direalisasikan dengan dimulainya kembali pembelian kedelai dan komoditas pertanian lainnya oleh China.

Sebagian besar dari mereka yang diundang adalah pemasok teknologi ke Huawei, salah satu produsen smartphone dan peralatan jaringan komputer terbesar asal China.

Para pembuat chip tersebut secara khusus telah mengatakan bahwa larangan total untuk melakukan bisnis dengan perusahaan China mungkin memiliki lebih banyak risiko daripada manfaat bagi keamanan nasional AS.

"Banyak komponen yang disuplai ke Huawei dapat dengan mudah diperoleh dari perusahaan di tempat lain, membahayakan akses perusahaan AS ke pasar terbesar berisiko memotong potensi pendapatan yang penting untuk berinvestasi dalam kemampuan kami untuk mempertahankan keunggulan AS di semikonduktor," kata para CEO.

Xiaomeng Lu, Manajer Kebijakan Internasional Access Partnership, mengatakan pertemuan itu merupakan kesempatan bagi perusahaan AS untuk menunjukkan bagaimana melanjutkan penjualan ke bisnis konsumen Huawei dapat membantu perusahaan-perusahaan Amerika berinovasi lebih baik dan mengungguli raksasa telekomunikasi China dalam jangka panjang .

Meski demikian, Trump kemungkinan besar akan menghadapi serangan dari Kongres jika dia memilih untuk mengizinkan pengiriman ke raksasa telekomunikasi China, terutama setelah Washington Post melaporkan bahwa Huawei membantu membangun jaringan 3G Korea Utara dan berpotensi melanggar undang-undang kontrol ekspor AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper