Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Undang Sekutu Bentuk Koalisi Militer Jaga Perairan Iran & Yaman

Amerika Serikat mengajak sekutu-sekutunya untuk membentuk koalisi militer guna menjaga perairan strategis di Iran dan Yaman.
Kapal tanker melintasi Selat Hormuz di antara Iran dan Uni Emirat Arab./Selat Hormuz/Reuters-Hamad I. Mohammed
Kapal tanker melintasi Selat Hormuz di antara Iran dan Uni Emirat Arab./Selat Hormuz/Reuters-Hamad I. Mohammed

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat mengajak sekutu-sekutunya untuk membentuk koalisi militer guna menjaga perairan strategis di Iran dan Yaman.

Jenderal Angkatan Laut AS Joseph Dunford mengatakan dalam koalisis tersebut, AS akan menyediakan kapal komando dan memimpin upaya pengawasan. Sedangkan sekutu nantinya berpatroli di perairan dekat kapal-kapal komando AS dan mengawal kapal-kapal komersial dengan bendera negara mereka.

“Kami sekarang terlibat dengan sejumlah negara untuk melihat apakah kami dapat mengumpulkan koalisi yang akan memastikan kebebasan navigasi, baik di Selat Hormuz dan Bab al-Mandab,” kata Dunford, dikutip dari Reuters pada Rabu (10/7/2019).

"Jadi, saya pikir, mungkin selama beberapa minggu ke depan kami akan mengidentifikasi negara mana yang memiliki kemauan politik untuk mendukung inisiatif itu dan kemudian kami akan bekerja secara langsung dengan militer untuk mengidentifikasi kemampuan khusus yang akan mendukungnya," lanjutnya.

Iran telah lama mengancam akan menutup Selat Hormuz jika tidak mampu mengekspor minyaknya. Selat tersebut merupakan jalur penting perdagangan minyak dunia. Hampir seperlima pasokan minyak dunia melintasi selat tersebut.

Rencana AS membentuk koalisi militer internasional untuk melindungi perairan tersebut mendapatkan momentum sejak serangan kapal tanker minyak pada Mei dan Juni lalu. AS menuding Iran menjadi dalang di balik serangan itu. Selain itu, Iran juga menembak jatuh drone AS di dekat selat tersebut.

Selain Selat Hormuz, pembentukan koalisi militer juga bertujuan untuk meningkatkan keamanan di Selat Bab al-Mandab, Yaman. Jalur yang menghubungkan Laut Merah dengan Teluk Aden dan Laut Arab tersebut menjadi jalur pengiriman sebanyak hampir empat juta barel minyak tiap harinya dan barang-barang komersial ke Eropa, AS, dan Asia.

Sementara itu, Jepang yang merupakan salah satu sekutu utama AS belum menanggapi ajakan AS tersebut. Deputi Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Kotaro Nogami menolak berkomentar secara langsung atas pernyataan Dunford.

"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, dan menjamin perjalanan yang aman di Selat Hormuz sangat penting untuk keamanan energi negara kami, serta untuk perdamaian dan kemakmuran masyarakat internasional," ujar Nogami dalam konferensi pers di Tokyo, Rabu.

"Jepang akan terus berkomunikasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara terkait lainnya dan terus melakukan upaya untuk stabilitas dan pengurangan ketegangan di Timur Tengah," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper