Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erdogan Ingatkan Bank Sentral agar Ikuti Arahan Pemerintah

Hanya beberapa jam setelah memecat gubernur bank sentral, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertegas bahwa dia berharap gubernur baru dan seluruh badan regulator dapat mengikuti arahan pemerintah mengenai kebijakan moneter.
Presiden Turki Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Tayyip Erdogan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Hanya beberapa jam setelah memecat gubernur bank sentral, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertegas bahwa dia berharap gubernur baru dan seluruh badan regulator dapat mengikuti arahan pemerintah mengenai kebijakan moneter.

Keputusan untuk memecat Murat Cetinkaya dari jabatan gubernur bank sentral, yang masih memiliki sisa satu tahun kerja, diumumkan pada Sabtu (6/7), setelah jeda suku bunga acuan yang berlangsung selama lebih dari sembilan bulan.

Wakil Gubernur Bank Sentral Turki Murat Uysal ditunjuk sebagai pengganti Cetinkaya.

Investor tidak menyambut baik keputusan ini, lira turun lebih dari 3% di awal perdagangan kawasan Asia sebelum mengurangi kerugian.

Dalam sebuah pertemuan tertutup setelah keputusan tersebut dikeluarkan, Erdogan menyampaikan kepada anggota parlemen dari partai yang berkuasa bahwa para politisi dan seluruh birokrat harus mendukung keyakinannya bahwa suku bunga yang tinggi akan menyebabkan inflasi.

Seorang pejabat yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa dia juga mengancam konsekuensi bagi siapapun yang menentang kebijakan ekonomi pemerintah.

"Dengan memecat Cetinkaya secara tiba-tiba, Erdogan mengingatkan, siapa yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter," kata Piotr Matys, ahli strategi Rabobank yang berbasis di London, seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (8/7).

Erdogan, yang pernah menyebut dirinya sebagai "musuh suku bunga," mungkin akan menyulitkan posisi Uysal sebagai gubernur baru.

Prospek pelonggaran moneter akan menjadi rumit jika retorika yang meningkat memicu kembali kekhawatiran investor tentang independensi bank sentral dan menggagalkan reli lira.

“Jika tujuan Erdogan adalah untuk mendapatkan suku bunga yang lebih rendah, maka keputusan untuk mengganti gubernur dapat menjadi bumerang. Sekarang ada kendala kredibilitas tambahan, dengan pasar keuangan tertentu untuk meneliti motivasi dan besarnya pelonggaran," ujar ekonom Bloomberg.

Erdogan seringkali menyampaikan kritiknya kepada bank sentral yang terus menahan suku bunga pinjaman pada tingkat tertinggi.

Bulan lalu, dia mengeluh bahwa sementara The Federal bergerak lebih dekat untuk menurunkan suku bunga, tingkat kebijakan di Turki adalah 24% dan kondisi itu tidak dapat diterima.

Agustin Carstens, General Manager di Bank for International Settlements, mengatakan pada akhir Juni bahwa Turki adalah contoh dari apa yang terjadi ketika politisi mencampuri kebijakan moneter.

Cetinkaya, yang ditunjuk sebagai gubernur pada bulan April 2016, dikritik karena bertindak terlalu lambat untuk mengetatkan kebijakan moneter selama kekalahan mata uang terjadi pada bulan Agustus tahun lalu.

Dia kemudian menunjukkan tekad dalam menghadapi gejolak pasar, meningkatkan suku bunga acuan sebesar 625 basis poin pada bulan September dan menahannya sejak saat itu.

Cetinkaya juga mendapat kecaman tentang kurangnya transparansi atas volatilitas cadangan bank baru-baru ini, mendorong kekhawatiran bahwa otoritas moneter menggunakan asetnya untuk menopang lira sebelum pemilihan umum tingkat daerah pada awal tahun ini.

Sementara itu, penunjukan Uysal juga menuai kritik dari mantan pejabat bank sentral, yang mengatakan undang-undang yang menjamin independensi regulator juga membatasi peran eksekutif untuk memecat gubernur kecuali jika dia terlibat dalam kegiatan yang dilarang, seperti memegang saham dalam pemberi pinjaman komersial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper