Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertemuan AS & Taliban, Pembicaraan Damai Memasuki Tahap Krusial

Para perunding dari Amerika Serikat dan pejuang Taliban akan memulai pembicaraan damai kali ketujuh untuk mengakhiri perang di Afganistan pada akhir pekan ini.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Para perunding dari Amerika Serikat dan pejuang Taliban akan memulai pembicaraan damai kali ketujuh untuk mengakhiri perang di Afganistan pada akhir pekan ini.

Pada kesempatan itu, AS bakal menawarkan solusi untuk menghentikan 18 tahun pertempuran di negara tersebut.

Para pejabat AS dan Taliban akan berusaha untuk menyelesaikannya dengan menarik pasukan asing dengan imbalan komitmen Taliban untuk menjaga kelompok-kelompok militan dari menggunakan Afganistan sebagai pangkalan untuk menyerang Amerika Serikat dan sekutunya.

Pembicaraan itu akan dipimpin oleh Zalmay Khalilzad, utusan perdamaian AS untuk Afghanistan, yang telah enam kali melakukan pembicaraan dengan Taliban di ibukota Qatar, Doha, sejak Oktober lalu.

“Ada harapan yang tulus dari kedua belah pihak,” kata seorang pejabat senior AS, yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, seperti dilansir Reuters, Sabtu (29/6/2019).

Pembicaraan antara AS dan Taliban itu kian intensif setelah Afghanistan melakukan pemilihan presiden pada 28 September 2018.

“Ini adalah salah satu pertemuan penting,” kata seorang pemimpin senior Taliban di Qatar.

“Jika kami gagal menemukan solusi untuk konflik Afghanistan maka kami ingin bernegosiasi dengan perwakilan rakyat Amerika yang terpilih.”

Dalam perjalanan ke Kabul, pekan ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pihaknya hampir merampungkan rancangan perjanjian dengan para militan tentang jaminan kontra-terorisme. Dia berharap pakta perdamaian dapat dicapai pada 1 September 2019.

Sekitar 20.000 tentara asing, sebagian besar dari mereka adalah orang Amerika, berada di Afghanistan sebagai bagian dari misi NATO yang dipimpin AS untuk melatih, membantu, dan memberi nasihat kepada pasukan Afghanistan. Beberapa pasukan AS melakukan operasi kontra-terorisme.

Taliban, yang mengendalikan atau memperebutkan setengah negara, sejak mereka digulingkan oleh invasi AS pada tahun 2001, tidak mendukung proses pemilihan. Mereka ingin membentuk pemerintahan sementara, tetapi Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan para pemimpin partai politik oposisi telah menolak permintaan tersebut.

Ghani, yang tidak hadir dalam perundingan, berharap pertemuan ketujuh akan membuka pintu bagi pertemuan intra-Afghanistan.

Sementara itu, Jerman, sekutu utama AS di Afghanistan, sedang berusaha mengatur pertemuan Taliban dan perwakilan sipil.

Beberapa pejabat Afghanistan khawatir Amerika Serikat dan Taliban akan mencapai kesepakatan yang memungkinkan AS meninggalkan negara itu, meninggalkan pasukan pemerintah untuk bertempur sendirian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper