Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT G20 Osaka : Perang Dagang Jadi Fokus Utama

Beberapa hari sebelum bertolak ke Osaka, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperjelas bahwa tujuan utamanya hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 adalah untuk mencapai kesepakatan dagang yang dapat menopang ekonomi AS.
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kedua kanan) menjelang sesi foto di sela-sela menghadiri KTT G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019).  Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 digelar pada tanggal 28-29 Juni 2019./Setkab
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kedua kanan) menjelang sesi foto di sela-sela menghadiri KTT G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 digelar pada tanggal 28-29 Juni 2019./Setkab

Bisnis.com, JAKARTA -- Beberapa hari sebelum bertolak ke Osaka, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperjelas bahwa tujuan utamanya hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 adalah untuk mencapai kesepakatan dagang yang dapat menopang ekonomi AS.

Pada saat yang sama, pemimpin lainnya seperti Presiden China Xi Jinping memperingatkan risiko dari proteksionisme serta dampaknya terhadap ekonomi global. Selama lebih dari 1 tahun terakhir, AS dan China terjebak dalam sengketa dagang yang berlarut-larut. 

Ekspektasi pasar terhadap segala kemungkinan yang dapat meredakan ketegangan di antara kedua ekonomi terbesar dunia tersebut menjadi semakin redup, bahkan dengan agenda pertemuan keduanya di sela-sela kegiatan konferensi.

Dilansir melalui Reuters, saham Asia terpeleset bersama dengan komoditas emas pada tengah hari di tengah keraguan pasar yang memuncak terhadap hasil dari pertemuan antara Trump dan Xi. Selain dengan China, pemerintahan Trump juga memiliki sengketa dagang dengan India dan Jepang.

Trump memandang bahwa prospek ekonomi AS telah mengalami kemajuan, hanya beberapa hari setelah dia mengkritik perjanjian keamanan antara AS-Jepang dan menuntut India untuk menghapus tarif impor.

"Saya pikir kita akan memiliki beberapa hal yang sangat besar untuk diumumkan. Kesepakatan perdagangan yang sangat besar,” kata Trump pada awal pembicaraan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, seperti dikutip melalui Reuters, Jumat (28/6).

Selain mengangkat isu perang dagang, Trump juga mendorong diskusi terkait kekhawatiran AS terhadap produsen alat telekomunikasi asal China, Huawei Technologies Co. Ltd.

Amerika Serikat telah mendesak paara sekutunya untuk menghindari keterlibatan Huawei dalam program pembangunan jaringan generasi kelima, atau 5G, dengan alasan keamanan.

Pemerintahan Trump juga memberikan sinyal bahwa kebijakan terkait dengan Huawei bisa menjadi faktor dalam kesepakatan perdagangan dengan Xi. "Kami sebenarnya menjual banyak bagian [produk] Huawei. Kita akan membahas itu dan juga bagaimana India dapat terlibat [dalam diskusi], kita akan membahas Huawei," kata Trump.

PERLAMBATAN EKONOMI GLOBAL

Sementara itu, beberapa pemimpin negara yang turut hadir dalam KTT G20 memperingatkan sengketa perdagangan yang semakin memanas akan mengacam pertumbuhan global. "Hubungan perdagangan antara China dan Amerika Serikat bukan hal yang sederhana, mereka berkontribusi pada perlambatan ekonomi global," kata Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker pada kesempatan konferensi pers.

Xi juga memperingatkan tentang langkah-langkah proteksionis yang menurutnya diambil oleh beberapa negara maju. "Semua ini menghancurkan tatanan perdagangan global ... Ini juga berdampak pada kepentingan bersama negara-negara kita, membayangi perdamaian dan stabilitas di seluruh dunia," kata Xi dalam pertemuan para pemimpin pengelompokan negara-negara BRICS di sela-sela pertemuan G20.

Modi, pada pertemuan yang sama, menyerukan fokus pada reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). 

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam ide tesebut, yang menurutnya adalah upaya untuk menghancurkan badan internasional yang berbasis di Jenewa itu. "Kami menilai segala upaya untuk menghancurkan WTO atau menurunkan perannya kontraproduktif. ," kata Putin.

Menurutnya, situasi ekonomi global mengkhawatirkan karena perdagangan diganggu oleh proteksionisme dan pembatasan dengan agenda politik.

Menteri Ekonomi Rusia Maxim Oreshin mengatakan tidak ada kesepakatan tentang bagaimana mereformasi sistem WTO, yang menurut Washington operasionalnya berjalan berdasarkan aturan yang sudah ketinggalan zaman. Meski demikian, seorang pejabat Jepang mengatakan anggota G20 menyetujui pentingnya reformasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper