Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arab Buka Izin Tinggal Permanen Seharga Rp3,02 Miliar

Pemerintah Arab Saudi membuka aplikasi pendaftaran bagi program izin tinggal permanen untuk mendatangkan investasi asing ke negara tersebut dengan membayar sebesar US$213.000 atau sekitar 800.000 riyal (Rp3,02 miliar).
Bandara King Abdul Aziz/Istimewa
Bandara King Abdul Aziz/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Arab Saudi membuka aplikasi pendaftaran bagi program izin tinggal permanen untuk mendatangkan investasi asing ke negara tersebut dengan membayar sebesar US$213.000 atau sekitar 800.000 riyal (Rp3,02 miliar).

Pemerintah memberikan opsi pilihan izin tinggal yang lebih murah yaitu sebesar 100.000 riyal dengan pembaharuan tiap tahun. Izin tinggal premium ini akan memperbolehkan warga negara asing untuk membeli properti dan melakukan bisnis tanpa sponsor dari Arab Saudi.

Bahkan, warga negara asing diperbolehkan menganti pekerjaan dan keluar dari Arab Saudi dengan mudah. Tidak hanya itu, dari situs pemerintah Arab Saudi seperti dikutip Bloomberg, pemegang izin tinggal ini dapat memberikan sponsor visa kepada anggota keluarga.

Selain membayar mahal, syarat utama lainnya adalah pendaftar harus telah berumur 21 tahun, memiliki kecukupan finansial, dan memiliki data kriminal yang bersih serta mempunyai perlindungan kesehatan.

Program yang telah disetujui sejak Mei2019 ini merupakan sinyal terbaru yang semakin memperkuat langkah negara penghasil minyak tersebut tengah meninjau ulang peran dari warga negara asing di dalam lingkungan sosialnya. 

Ini merupakan langkah penting di wilayah Semenanjung Arab yang memiliki banyak pekerja asing dimana mereka menghadapi aturan izin tinggal yang paling ketat di dunia.

Uni Emirat Arab (UEA) sebelumnya telah memutuskan kebijakan serupa yang mengizinkan warga negara asing kaya raya untuk mengajukan izin tinggal 10 tahun, sementara Qatar juga sudah mengesahkan aturan yang akan memberikan izin tinggal permanen.

Ide izin tinggal permanen ini dikemukakan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada 2016 sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap minyak dan meningkatkan investasi langsung ke Arab Saudi.

Waktu itu, dia memperkirakan program ini akan menarik setidaknya pemasukan sebesar US$10 miliar pada 2020.
Ketika Arab Saudi juga tengah mencari cara menahan orang asing yang memiliki uang untuk tetap tinggal di negaranya, ratusan ekspatriat pergi dari negara ini karena pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Pada akhirnya, kebijakan ini dirancang untuk memacu bisnis swasta agar dapat mempekerjakan lebih banyak warga negara Saudi. Sistem izin tinggal permanen yang baru ini juga dapat membuktikan kontroversial di kalangan Saudi, yaitu pada saat pengangguran mencapai 12,5%, nasionalisme melonjak dan xenofobia tidak jarang terjadi.

Slogan-slogan seperti 'Saudi adalah untuk Saudi' adalah fenomena umum di media sosial, dan opini baru-baru ini di sebuah surat kabar berpendapat bahwa kerajaan itu dapat mendeportasi semua penduduk Lebanon tanpa konsekuensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper