Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Dukung OKI Miliki Pusat Kajian Ketenagakerjaan

Indonesia mengharapkan Pusat Studi Ketenagakerjaan Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI yang rencananya segera dibangun dapat berperan sebagai pusat data dan pusat studi kebijakan.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri/Bisnis-Endang Muchtar
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri/Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia mengharapkan Pusat Studi Ketenagakerjaan Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI yang rencananya segera dibangun dapat berperan sebagai pusat data dan pusat studi kebijakan.

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menuturkan pusat tenaga kerja ini harus didorong untuk fokus pada isu-isu ketenagakerjaan seperti data angkatan kerja OKI, kondisi kerja, sistem pengupahan, penyelesaian sengketa, produktivitas tenaga kerja.

Lingkup pembahasan harus mempertimbangkan pengaruh serta nilai-nilai islam dalam implementasinya.

"Indonesia menyarankan dalam partisipasi negara-negara anggota OKI dalam pusat studi tersebut agar bersifat sukarela, bukan mandatory," ujar Hanif dalam keterangan resminya pada Kamis (20/6/2019).

Menurutnya, pusat data ini harus bermanfaat bagi seluruh anggota OKI. Indonesia sendiri mendukung adanya pusat kajian ini, meski begitu Hanif menambahkan pihaknya masih memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Setkab, dan Kementerian Sekretariat Negara.

"Secara prinsip, Indonesia mendukung dibentuknya pusat studi ketenagakerjaan. Namun demikian, terkait pendanaannya Indonesia belum memberikan keputusan karena harus dibahas bersama," kata Hanif.

Selain mendukung pusat studi ketenagakerjaan, Hanif menyebutkan Indonesia mengingatkan draf akhir kerja sama Indonesia-Azerbaijan di bidang ketenagakerjaan segera diselesaikan. Draf kerja sama ini sudah dibahas 2 tahun terakhir.

"Area kerja sama yang dituangkan di dalam draf memorandum of understanding tersebut antara lain penguatan sistem jaminan sosial, peningkatan kualitas Balai Latihan Kerja, pengembangan skills bagi angkatan kerja muda, daan penguatan kelembagaan hubungan industrial melalui sosial dialog, serta pengembangan kebijakan pasar kerja; dan peningkatan perlindungan pekerja migran," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper