Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang AS vs China: Trump Komentari Batas Waktu Perundingan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tidak memberi batas waktu bagi China untuk kembali melakukan perundingan perdagangan.
Perang dagang AS China/istimewa
Perang dagang AS China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tidak memberi batas waktu (deadline) bagi China untuk kembali melakukan perundingan perdagangan.

“Saya tidak punya batas waktu,” tutur Trump dalam suatu konferensi pers di Gedung Putih pada Rabu (12/6/2019) waktu setempat, seperti dikutip dari Bloomberg.

“Batas waktu saya adalah apa yang ada di dalam sini," tambahnya, menunjuk ke kepalanya. “Kita akan mencari tahu tentang itu. Tidak ada yang bisa mengetahuinya.”

Perundingan perdagangan AS dan China berakhir buntu bulan lalu setelah pemerintah AS menuding para pemimpin China telah mengingkari ketentuan-ketentuan perjanjian yang telah dicapai sebelumnya.

Trump kemudian menaikkan tarif menjadi 25 persen terhadap impor China senilai sekitar US$200 miliar dan mengancam akan memberlakukan tarif lebih lanjut pada sisa impor China senilai US$325 miliar.

Pada Selasa (11/6/2019) Trump mengatakan menahan kesepakatan perdagangan dengan China dan tidak akan menuntaskan perjanjian kecuali pemerintah China kembali mengikuti ketentuan-ketentuan yang dinegosiasikan sebelumnya.

Komentarnya itu dilayangkan hanya berselang sehari setelah ia mengancam akan menaikkan tarif impor jika Presiden China Xi Jinping tidak bertemu dengannya di sela-sela KTT G20 yang akan berlangsung pada 28-29 Juni mendatang di Jepang.

“Saya tidak akan pernah mengambil sesuatu yang kurang dari apa yang sudah kita miliki,” kata Trump, merujuk pada kesepakatan untuk mencegah pencurian kekayaan intelektual.

"Saya pikir pada akhirnya kita akan membuat kesepakatan dengan China. Kami memiliki hubungan yang sangat baik, meskipun saat ini sedikit keruh, seperti yang kalian kira,” lanjutnya.

Trump kembali mengklaim bahwa eksportir China-lah yang menanggung beban tarif, dengan menyangkal konsensus para ekonom bahwa sebagian besar biaya ditanggung oleh warga negara AS dalam bentuk harga yang lebih tinggi.

“Mereka terus mengatakan bahwa para wajib pajak Amerika yang membayarnya. Tidak. Kecil sekali,” sanggah Trump.

Ia memperkirakan perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk-produk di China akan segera mulai pindah ke AS, termasuk produsen mobil General Motors Co.

Trump sebelumnya telah mengatakan akan memutuskan mengenai realisasi ancaman tarifnya setelah pertemuan G20 di Jepang pada akhir Juni.

Meski Trump berulang kali mengatakan berencana bertemu dengan Xi Jinping dalam pertemuan para pemimpin dunia itu, sejauh ini pemerintah China belum mengkonfirmasikan rencana pihaknya.

“Kami telah memperhatikan AS secara terbuka menyatakan berkali-kali bahwa mereka berharap akan mengadakan pertemuan antara Presiden China dan AS di sela-sela KTT G-20. Jika kami memperoleh informasi mengenai hal ini, kami akan merilisnya pada waktunya,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang di Beijing pada Selasa (11/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper