Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Seruan Impeachment, Trump: Saya Bukan Nixon

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump punya jawaban atas seruan impeachment (pemakzulan) terhadapnya. Tanpa tedeng aling-aling, Trump merespons hal ini dengan menggarisbawahi perbedaan antara dirinya dan mantan Presiden AS Richard Nixon.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott, di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019)./REUTERS-Jorge Silva
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott, di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019)./REUTERS-Jorge Silva

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump punya jawaban atas seruan impeachment (pemakzulan) terhadapnya. Tanpa tedeng aling-aling, Trump merespons hal ini dengan menggarisbawahi perbedaan antara dirinya dan mantan Presiden AS Richard Nixon.

“Dia pergi. Saya tidak pergi. Perbedaan yang besar. Saya tidak pergi. Kami tidak melakukan kesalahan kecuali menciptakan ekonomi terbesar dalam sejarah negara kami,” tutur Trump kepada awak media di Gedung Putih.

“Kami tidak melakukan kesalahan kecuali membangun kembali militer kami seperti yang belum pernah dilihat siapa pun sebelumnya,” lanjutnya, seperti dikutip dari Bloomberg.

Nixon menjabat sebagai Presiden AS selama dua periode yakni 1953-1961 dan 1969-1974. Ia merupakan Presiden AS yang pertama mengundurkan diri dari jabatannya karena tersangkut Skandal Watergate. Ia memutuskan mundur pada 1974 sebelum parlemen dapat melengserkannya.

Komentar Trump disampaikan pada hari yang sama ketika John Dean, mantan penasihat Gedung Putih untuk pemerintahan Nixon, bersaksi di depan Komite Kehakiman Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS dan membuat perbandingan antara mantan bosnya itu dan Trump.

“John Dean telah menjadi pecundang selama bertahun-tahun,” tambah Trump soal kesaksian Dean.

Bukan rahasia umum lagi bahwa sejumlah pihak dalam kubu Demokrat AS telah mendorong proses impeachment terhadap Trump.

Hal ini terkait dengan investigasi mantan Penasihat Khusus Robert Mueller mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden (pilpres) 2016 dan apakah Trump telah berupaya menghalangi keadilan.

Mueller sendiri mengatakan tidak bisa mencapai kesimpulan tentang apakah telah terjadi penghambatan dan juga mengatakan menemukan bukti yang tidak cukup untuk menuntut konspirasi yang lebih luas sehubungan dengan campur tangan pemilu.

Sebagian pihak Demokrat mengatakan sekarang adalah tanggung jawab mereka untuk menentukan apakah Trump bertindak dengan cara yang dapat memberikan alasan untuk dilakukan pemakzulan. Sementara itu, Trump telah membantah melakukan kesalahan apapun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper