Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Impor AS Naik, Ekspor China Malah Meningkat

Ekspor China secara tak terduga kembali naik seperti selama Mei meski tarif impor AS naik.
Bendera China dikibarkan di lapangan Tiananmen untuk menyambut the Belt and Road Forum atau KTT Jalur Sutra, di Beijing, China, Sabtu (13/5)./Reuters
Bendera China dikibarkan di lapangan Tiananmen untuk menyambut the Belt and Road Forum atau KTT Jalur Sutra, di Beijing, China, Sabtu (13/5)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor China secara tak terduga kembali naik seperti selama Mei meski tarif impor AS naik.  Sedangkan impor negara itu turun paling tinggi dalam hampir tiga tahun sebagai pertanda melemahnya permintaan domestik sehingga mendorong Beijing untuk meningkatkan stimulus.

Beberapa analis menduga eksportir China telah mengirimkan barangnya lebih awal ke Amerika Serikat untuk menghindari tarif impor baru  senilai US$300 miliar yang akan diberlakukan oleh Presiden Donald Trump akibat perang dagang.
 
Akan tetapi, data ekspor hari ini yang lebih baik dari perkiraan, tidak akan mengurangi kekhawatiran bahwa perang perdagangan AS akan berlangsung lebih lama. Perang dagang itu juga berbiaya mahal sehingga mendorong ekonomi global ke arah resesi.
 
Ekspor China bulan Mei naik 1,1 persen dari tahun sebelumnya, meski pasar memperkirakan terjadi penurunan moderat, menurut data bea cukai.
 
"Kami memperkirakan pertumbuhan ekspor tetap positif pada bulan Juni, kemungkinan didukung oleh pengiriman barang lebih awal, tetapi kemudian akan jatuh pada kuartal ketiga, ketika kami tarif diberlakukan," kata seorang ekonom Nomura seperti dikutip Reuters, Senin (10/6/2019).

Dia percaya Beijing akan meningkatkan stimulus untuk menstabilkan pasar keuangan dan pertumbuhan.
 
Distorsi bisnis terkait dengan pemotongan pajak pertambahan nilai (PPN) pada bulan April juga telah mereda sehingga  membantu kinerja ekspor, menurut Nomura.
 
Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekspor selama Mei oleh eksportir terbesar dunia itu akan turun 3,8% dari tahun sebelumnya setelah mengalami kontraksi 2,7 persen pada bulan April.
 
Meski China tidak tergantung pada ekspor seperti di masa lalu, namun ekspor negara itu masih menyumbang hampir seperlima dari produk domestik bruto.
 
Ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing meningkat tajam bulan lalu setelah pemerintahan Trump menuduh Cina "mengingkari" janji untuk membuat perubahan struktural pada praktik ekonominya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper