Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terbang ke Iran, Shinzo Abe Jadi Mediator Washington dan Teheran

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dijadwalkan mengunjungi Iran untuk menjadi perantara ketegangan antara pemimpin di Teheran dan Washington.
Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat makan malam di Tokyo, Jepang 6 Mei 2019./Reuters
Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat makan malam di Tokyo, Jepang 6 Mei 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA— Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dijadwalkan mengunjungi Iran untuk menjadi perantara ketegangan antara pemimpin di Teheran dan Washington.

Dilansir melalui Bloomberg, Jumat (7/6/2019), Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga tidak memberikan tanggal serta rincian untuk kunjungan tersebut. Akan tetapi, media Jepang menuliskan Abe akan melakukan perjalanan pada 12 Juni 2019—14 Juni 2019.

Perjalanan itu akan menjadi yang pertama dilakukan oleh Perdana Menteri Jepang yang sedang menduduki tahta dalam 41 tahun terakhir.

Sementara itu, dilansir melalui Reuters, Jepang berada dalam posisi unik sebagai sekutu Amerika Serikat (AS). Pasalnya, negeri Matahari Terbit telah lama mempertahankan hubungan dekat dengan Iran sehingga Abe menjadi mediator yang ideal.

Sebaliknya, hubungan AS dan Iran telah runtuh sejak era Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Paman Sam juga mengisyaratkan konfrontasi militer dan mengirimkan pasukan tambahan ke negara itu.

Dalam kunjungan ke Jepang Mei 2019, Trump menyebut bantuan Abe dalam berurusan dengan Iran akan menyiratkan hubungan yang sangat baik antara Tokyo dan Teheran.

"Saya percaya bahwa Iran ingin berbicara dan jika mereka ingin bicara, kami juga ingin bicara,” ujar Trump saat mengunjungi Jepang, dikutip melalui Reuters, Jumat (7/6/2019).

Di sisi lain, Jepang ingin melihat stabilitas di Timur Tengah. Pasalnya, sebagian impor minyak negara itu berasal dari wilayah tersebut meski telah berhenti membeli minyak dari Iran karena sanksi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper