Bisnis.com, JAKARTA— Qatar Airways berencana mencari kompensasi dari Boeing atas grounding tiga pesawat 737 MAX oleh maskapai penerbangan Italia, Air Italy, di mana perseroan mengempit kepemilikan saham mayoritas.
"Di Qatar Airways, kami tidak mengoperasikan MAX akan tetapi itu memengaruhi investasi kami ke Air Italy. Air Italy memiliki tiga MAX dan mereka di-ground sehingga memengaruhi kami,” ujar Group Chief Executive Akbar al-Baker dikutip melalui Reuters, Jumat (7/6/2019).
Pada 2017, Qatar membeli 49% saham Air Italy. Maskapai itu menjadi yang terbesar ke dua setelah Alitalia. Adapun, Alitalia sebagian dimiliki oleh Etihad Airways, milik Abu Dhabi.
“Boeing harus memberikan kompensasi kepada kami karena grounding,” imbuh Akbar.
Di Rusia, Qatar Airways sedang dalam pembahasan untuk membeli 20% saham di Bandar Udara Vnukovo, Moskow. Fasilitas itu menjadi yang terbesar ketiga berdasarkan lalu lintas penumpang.
Pada 2018, Vnukovo menangani sekitar 21 juta penumpang. Jumlah itu lebih kecil dibandingkan 29 juta di Domodedovo dan hampir 46 juta di Sheremetyevo.
"Sheremetyevo dan Domodedovo sudah padat dan satu-satunya bandara yang memiliki peluang ekspansi adalah Vnukovo,” ujarnya.
Tahun ini, Akbar menyebut pihaknya berharap dapat membawa sekitar 42 juta penumpang. Akan tetapi, selama blokade, Qatar kehilangan 10% dari lalu lintas penumpang secara tiba-tiba.
Sebagai catatan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memberlakukan boikot ekonomi dan diplomatik kepada Qatar pada 2017. Langkah itu menyusul tuduhan bahwa negara tersebut mendukung terorisme dan menyejajarkan diri dengan musuh regional, Iran. Qatar pun telah membantah tuduhan tersebut.