Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Akan Minta Perusahaan Agregator Taksi Gunakan 40% Mobil Listrik

Penjualan mobil listrik di India masih tumbuh tiga kali lipat menjadi 3.600 dalam periode satu tahun yang berakhir Maret 2019.
Seorang pria memegang charger mobil listrik di tempat parkir mobil di restoran McDonald's di Sao Paulo, Brasil, 3 Maret 2018. /REUTERS
Seorang pria memegang charger mobil listrik di tempat parkir mobil di restoran McDonald's di Sao Paulo, Brasil, 3 Maret 2018. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA — India berencana meminta agregator taksi seperti Uber dan Ola untuk mengubah 40% armada mereka menjadi mobil listrik pada April 2026.

Menurut sumber dan catatan pertemuan pemerintah India yang dikutip oleh Reuters, Uber dan Ola perlu mulai mengkonversi armada pada awal 2020 untuk mencapai rasio elektrifikasi 2,5% pada 2021, 5% pada 2022, dan 10% pada 2023. Proses bertahap itu ditempuh sebelum menaikkannya menjadi 40% pada 2026.

Reuters mencatat beberapa pemain taksi seperti Ola telah berusaha mengoperasikan mobil listrik di India. Akan tetapi, upaya itu sulit terealisasi sejalan dengan infrastruktur yang belum memadai serta biaya tinggi.

India tengah mencari dan mendorong kebijakan baru untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik untuk menurunkan impor minyak dan mengurangi polusi. Langkah tersebut juga bagian dalam memenuhi komitmen perjanjian perubahan iklim di Paris, Perancis, pada 2015.

Lembaga think-tank India, Niti Aayog, yang dikepalai oleh Perdana Menteri Narendra Modi tengah bekerja bersama dengan sejumlah kementerian terkait dengan kebijakan kendaraan listrik. Rekomendasi tersebut pada akhirnya akan menjadi kebijakan formal dengan atau tanpa perubahan dengan persetujuan pemerintah federal.

Ide dari gagasan tersebut yakni mendorong elektrifikasi melalui transportasi umum.

Seperti diketahui, penjualan mobil listrik di India masih tumbuh tiga kali lipat menjadi 3.600 dalam periode satu tahun yang berakhir Maret 2019. Akan tetapi, jumlah itu masih 0,1% dari 3,3 juta mobil diesel dan bensin yang dijual di negara tersebut.

Sebaliknya, China telah memimpin dunia dalam penjualan kendaraan listrik. Negara itu menetapkan target tinggi kepada produsen mobil dan menawarkan insentif kepada operator taksi untuk meningkatkan armada mobil berbahan bakar bersih.

Penjualan mobil listrik di China naik 62% menjadi 1,3 juta unit pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper